Empat

1025 Kata
Kania memacu mobil dengan kecepatan tinggi menuju tempat yang ia tuju. Beruntungnya jalanan yang ia lewati kali ini tidak terlalu macet jadi dia bisa sampai tepat waktu. bahkan tanpa rasa takut Kania menyalip mobil-mobil yang ada di depannya. Pikiran Kania saat ini hanya satu yaitu suaminya. hatinya benar-benar dibuat bimbang apakah sesuatu yang ia dengar itu nyata atau hanya sebuah kebetulan saja. Tak berselang lama akhirnya Kania sampai di tempat yang ia tuju. Kania menatap bangunan besar yang berada di seberangnya. Kania segera menghapus air mata yang menggenang di pipinya, kali ini kan ia menarik nafasnya pelan pelan mencoba menenangkan dirinya sendiri. AGLING Corporation Salah satu perusahaan terbesar yang bergerak di bidang pemasaran digital yang menjadi tempat Angga bekerja saat ini. Kania terus memperhatikan gerbang besar dari bawah tanah kantor tersebut. Kania kembali menarik nafasnya ia meremas lututnya. "Apakah aku sudah terlambat." Pikir Kania sambil menyeka air matanya yang terus-menerus mengalir. lebih dari 3 mobil yang sudah keluar dari parkiran bawah tanah AGLING Corporation. Namun Kania belum melihat mobil suaminya keluar. "Apakah dia berkata jujur kalau memang hari ini ada meating?"Guman Kania. Kania tidak putus asa ia terus menunggu. 30 menit setelahnya apa yang ia tunggu tunggu akhirnya datang mobil putih dengan plat nomor D 4067 UD melaju keluar dari dalam parkiran. Nampak Angga membuka jendela pintunya dan tersenyum pada satpam yang sedang berdiri di samping gerbang. Setelah melihat itu kan iya segera bergerak ia menyalakan mobilnya dan segera berputar balik mengikuti mobil suaminya. Rasa curiga pada suami nya semakin kuat saja, apalagi saat ini suaminya keluar dari kantornya setelah jam kantor usai tapi ia berkata pada Kania kalau hari ini ada rapat. "Sudah berapa lama aku menjadi orang bodoh di keluargaku?" Gumam Kania. Kania menjalankan mobilnya secepat mungkin supaya tidak tertinggal jauh dari mobil yang suaminya kendarai. Kania sudah seperti kehilangan kesadarannya tak ada rasa takut sama sekali ketika ia menyalip beberapa mobil yang ada di depannya bahkan saat berputar balik pun ia menerobos tanpa memperdulikan jalanan. * Saat ini mobil Kania sudah berada tempat di belakang mobil yang Angga kendarai. beruntungnya mobil yang ia kenakan memiliki kaca hitam jadi orang-orang tak akan bisa melihatnya dari luar. Pandangan kania benar-benar fokus pada mobil di depannya, Kania merasa bahwa ia tidak boleh sampai kehilangan pandangannya. "mas Angga mau ke mana? ini kan jalan yang berlawanan dengan arah rumah sakit. apakah mas Angga berkata jujur bahwa hari ini ada rapat dengan klien. "Gumam Kania, ia mulai ragu dengan pendapatnya sendiri. Setelah lebih dari 20 menit yang mengikuti mobil suaminya, nampak jelas saat ini Angga menepikan mobilnya di depan sebuah bangunan kecil. Melihat itu kan Ia pun segera menepikan mobilnya namun pada jarak yang tidak terlalu dekat. Angga membuka pintu mobilnya dan menuju masuk ke dalam toko kecil di sana. Kania menatap tokoh tersebut, rasa curiga Kania semakin besar ketika ia tahu bahwa tokoh yang dimasuki suaminya adalah sebuah toko bunga. Tak berselang lama Angga pun keluar membawa buket bunga di tangannya. Kania pun segera menyalakan mobilnya dan mengikuti mobil Angga kembali jadi. Kania terus mengikutinya sampai akhirnya Angga memasuki sebuah restoran restoran yang cukup terkenal. restoran yang benar-benar tidak asing bagi Kania, karena ia sering sekali pergi bersama dengan Angga ke tempat itu. kan ia menatap sekeliling iya tak mungkin memasukkan mobilnya ke parkiran yang sama dengan Angga, Kania pun melihat sekelilingnya dan iapun memutuskan untuk memperkirakan mobilnya di depan ruko yang tidak terlalu jauh dari restoran itu. Kania berlari secepat mungkin, iya benar-benar takut kehilangan jejak suaminya. Kania mengenakan kacamata hitam yang berada di dalam mobil Nadin, Kania pun menggerai rambut nya agar suaminya tidak menyadari keberadaannya. Kania berjalan memasuki restoran ia melihat ke sana kemari namun suaminya tidak ada di manapun. Kania mulai sedikit khawatir dan pada akhirnya ia pun memutuskan untuk melihat mobil suaminya. Kania menghampiri meja yang berada di pojok samping dekat kaca, ia mengarahkan pandangannya tepat ke arah parkiran nampak jelas mobil suaminya masih terparkir di sana. Tak berapa lama Angga pun nampak berdiri di depan mobil membawa buket bunga di tangannya. "siapa yang akan anda temui. "gumam Kania Tak berselang lama dua wanita menghampiri Angga, nampak Angga tersenyum kepada dua wanita tersebut. nampak jelaskan rasa heran di wajah Kania.Kania sangat mengenal salah satu wanita di antaranya. "Amel? Ada yang akan ia lakukan?"Gumam Kania. Kania merasa kalau suaminya tak mungkin selingkuh dengan Amel. karena bagaimanapun Amel lah orang yang mengenalkan dirinya pada Angga. Kania terus memperhatikan mereka. Nampak Angga memberikan buket bunga pada wanita di sebelahnya. Kania pun tak merasa curiga pada wanita berusia sekitar 40 tahun itu. Mereka berjalan beriringan masuk ke dalam restoran Kania segera memperbaiki posisinya. ia memperhatikan Angga di meja yang berada tidak terlalu jauh darinya. "Siapa wanita yang menjawab telpon tadi." Gumam Kania setelah melihat suaminya hanya makan saja fan tidak ada yang mencurigakan. * Kania memperhatikan Angga yang berjalan menghampiri kasir dan membayarnya. Setelah itu mereka akhirnya meninggalkan restoran. Kania bergegas mengikuti mereka dari jauh. Langkah Kania terhenti, ia melihat Wanita paruh baya itu berpamitan. "Apakah itu ibunya Amel?" Pikir Kania. Nampak Angga mencium tangganya, setelah itu wanita paruh baya itu berpamitan iapun naik mobil yang sudah berada di parkiran. Sekarang yang tersisa hanyalah Amel dan Angga yang masih berdiri di tempat itu. Kania merasa seluruh darahnya mengalir begitu cepat ke kepalanya. Ketika melihat Angga merangkul pinggang Amel dan berjala beriringan menuju mobil di parkiran. Kali ini Kania sungguh tak bisa menahan air matanya, Ia berjalan perlahan mengikuti mereka ke parkiran. Kania mengingat saat saat dimana dirinya pertama kali datang ke restoran ini bersama Angga. Angga pun merangkul dirinya, namun kali ini berbeda orang yang benar-benar ia cintai dan percayai menggandeng wanita lain di depannya. Marah, benci, lemas, dikhianati semua rasa itu membuat tubuh Kania lemas. bahkan jiwanya pun serasa sudah meninggalkan nya. Air matanya keluar terus menerus namun tanpa iringan isak tangis. Kania berjalan perlahan mengikuti mereka ke tempat parkir. Kania berdiri di salah satu tiang di bangunan tersebut. Ia menatap Angga yang membukakan pintu mobilnya untuk Amel. Kania dengan mata kepalanya sendiri melihat suaminya b******u di dalam mobil. Kania kehilangan akalnya dan berjalan cepat menuju tempat suaminya. CREAKKK Kania mendorong cutter di tangannya. -Bersambung

Cerita bagus bermula dari sini

Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN