Keinginan Aisyah
Aisyah memandangi alam dibalik balkon kamar nya sambil berucap "Masya Allah, sungguh indah ciptaanmu ya Rabb".
Drrtt.....drrt.....drrt....
Aktifitas Aisyah terhenti sejenak karena deringan smartphonenya.
"Halo Na" suara diseberang telpon.
"Assalamualaikum dulu tya" kata Aisyah
"Hehe maaf maaf sayangku cintaku"
pagi ini Aisyah di ganggu oleh sahabatnya yang bernama Tya.
"Ngapain pagi-pagi telpon, ganggu orang aja. Kalau gak penting aku tutup. Ass-" kata Aisyah.
"Tunggu dulu Na, jangan ditutup. Iya kita salah kemaren maafin kita yah jangan ngambek dong Na please ya ya" Tya.
"...."Aisyah.
"Jawab donk Na, sebagai permintaan maaf kita. Tya sama Alis udah beli tiket pertandingan bola nanti sore yaitu timnas Indonesia lawan Timur Leste " Tya.
"Apa?? Gak usah bohong deh. Jangan phpin anak orang nanti aku sakit karna saking berharapnya ternyata enggak"Aisyah.
"Serius Aisyah Husna binti Salman Al-farisi, ngapain bohong nanti sore ngumpul dikos aku yah siap shalat zuhur, udah dulu aku mau ngerjain tugas , Assalamualaikum"Tya
"Waalaikumsalam" Aisyah.
.
.
.
Flassback on
"Ni tugas kalian udah aku edit" kata Aisyah sedikit kesal.
Teman teman Aisyah langsung tertawa dengan sangat keras sampai membuat Aisyah tidak mengerti.
"Kok kalian ketawa si, gak teraktir atau bilang terima kasih gitu" kata Aisyah lagi.
"Maaf Na, tugas kami alhamdulillah udah kelar kok. Soal yang kemaren kami hanya becanda, Karna kami pikir kamu gak akan ngerjain karna nonton bola" kata Alis sambil nahan ketawa.
"Apa? Jadi kalian bohongin aku. Aku udah capek-capek ngeditnya sampai gak bisa nonton bola" kata Aisyah yang lagi marah.
Sabar Aisyah, sabar kalau sabar disayang Allah. -batin Aisyah.
"Maafin kita Na, kita gak mikir jauh. Biasanya kamu juga gak mau bantuin kalau ada tanding bola jadi kami pikir gak mungkin" kata Tya yang merasa bersalah.
"Aku gak ngerti sama tingkah kalian, jangan kayak anak-anak. Kalau becanda jangan terlalu gini, ya udah aku pergi dulu Assalamu'alaikum"kata Aisyah sambil berjalan untuk menjauh.
Tya dan Alis hanya bisa diam, mereka tidak menyangka dengan tindakan yang dilakukan dapat membuat Aisyah menjadi kesal.
Flassback off
"Assalamu'alaikum. Una turun udah waktunya sarapan, Masih tidur ya"tanya Asih sambil mengetuk pintu.
Karena tidak ada jawaban Asih masuk kekamar Aisyah.
Asih adalah kakak ipar Aisyah. Dia menikah dengan kakak laki-laki pertama Aisyah dan dikarunia seorang putra bernama Zafran.
"Astagfirullah Na, ngapain kamu loncat-loncat diatas tempat tidur, nanti runtuh " kata Asih yang panik dan kaget.
"Eh mbak, maaf-maaf mbak. Kenapa kekamar Una mbak"tanya Aisyah memperlihatkan senyum termanisnya.
"Sekarang waktunya sarapan, ayo kemeja makan udah ditunggu sama mas tu" jawab Asih yang masih heran dengan tingkah adik iparnya itu.
"Kenapa lama? Tuh Zafran udah dibawah nunggu makan"kata Ibam yang tiba tiba masuk.
"Tu lihat adek kesayangan Mas loncat loncat kayak orang gila" kata Asih sambil ketawa.
"Aduh mbak, waras kok ditambah cantik, baik dan tak sombong lagi malah dibilang gila"kata Aisyah yang sudah memajukan bibirnya pertanda sedang kesal.
"Udah dong, ayo makan nanti mas telat ke kantor lagi"kata Ibam sambil menggandeng Asih.
"Pagi-pagi jangan mengumbar kemesraan. Menodai mata Una mas"ketus Aisyah menyindir.
Ibam dan Asih menuju meja makan sambil tertawa melihat kelakuan adiknya yang sangat susah ditebak.
.
.
.
"Assaalamualaikum Zafran kesayangan Bunda" sapa Aisyah yang tiba dimeja makan.
Aisyah Menghampiri Ibam dan Asih kemudian mencium punggung tangan mereka berdua sebagai kebiasaan setiap hari menggantikan posisi Umi dan Abinya.
Tak lupa juga mencubit pipi bocah 3 setengah tahun yang langsung disambut teriakan bocah itu.
"Umi.... Bunda nakal, cubit pipi Zaflan telus nantik gak ganteng lagi"kata Zafran sambil mengelus pipinya.
"Sayannya bunda nama kamu itu Z A F R A N bulan Imlan" kata Aisyah mengeja nama keponakannya.
"Ihh bunda Zaflan masih kecil belum bisa bilang rrrr..."sambil mencoba ngomong R tapi yang bunyi bukan R tapi L hehe.
"Salahin Abi sama Umi kamu tu. Udah tau anak kecil gak bisa bilang R, malah ngasih nama Zafran" kata Aisyah dengan ekspresi tanpa dosa.
"Udah Bunda, gak bosan gangguin keponakannya tiap hari nanti Mas marah lo"kata Ibam yang udah gerah melihat kelakuan adiknya itu.
"Hahahaha.... iya iya Mas ku sayang. Abisnya Zafran enak dijahilin" kata Aisyah sambil mencubit pipi kembul Imran.
"Ini kita kapan makannya kalau Una jahil terus. Makan dulu baru ngomong" kata Asih yang dari tadi diam saja.
"Iya mbak, Una makan. Zafran makan yang banyak ya biar gendut kayak Umi" kata Aisyah sambil ketawa.
"Aisyah Husna mbak marah ni, body bagus gini dibilang gendut" kata Asih yang sedikit kesal.
"Biarpun Umi gendut Abi tetap cinta kok" kata Ibam sambil senyum menggoda.
"Umi juga cinta sama abi, malahan banget lagi" kata Asih yang membalas pengakuan Ibam.
Tiba tiba Aisyah menyemburkan air yang ada dimulutnya.
"Kenapa Bunda"tanya Zafran bingung.
"Bunda ingin muntah mendengarkan kata-kata Umi sama Abi Zafran barusan"kata Aisyah kesal sambil memandang sinis masnya.
Asih dan Ibam hanya ketawa sangat keras karena berhasil membuat Aisyah kesal. Imran yang tidak mengerti hanya memakan sarapannya dengan lahap dan blepotan.
"Mas ibam sayang"panggil Aisyah.
"iya kenapa? Pasti ada maunya ni" kata Ibam yang cuek yang sudah tahu sifat sang adik.
"Mas Una mau minta izin untuk nonton pertandingan bola nanti sore. Boleh tidak"tanya Aisyah.
"Kalau Una mau nonton ya nonton aja apa susahnya, ngapain minta izin sama mas biasanya juga enggak"balas Ibam yang bingung.
"Gini yah mas, Una gak nonton bola ditv, tapi distadion secara langsung mas"kata Aisyah yang suaranya mulai pelan.
"Apa?? Enggak boleh, kalau Abi sama Umi tahu Mas bisa kena marah dan mereka gak akan percaya kalau Mas bisa jaga Una"kata Ibam yang kaget.
"Tapi Mas-" kata Aisyah yang ingin menangis.
"GAK boleh, tidak ada bantahan" potong Ibam.
"Mas beri Una izin, dia juga gak pernah nonton langsung. Umi sama Abi gak akan tau Mas" kata Asih membela Aisyah.
"Iya Mas, Una janji ini yang petama dan yang terakhir menonton pertandingannya Mas. Una juga nonton gak sendiri ada teman teman perempuan Mas. Boleh ya Mas sekali ini saja "kata Aisyah yang sudah menangis sambil memohon.
"Tetap gak boleh, sekali gak tetap gak"kata Ibam yang sudah marah.
"Apa salahnya Mas, Una nggak akan ngapa-ngapain, Cuma nonton bola. Kenapa enggak boleh? Una bisa jaga diri Mas. Apa mas gak percaya sama adek mas sendiri"kata Aisyah yang sudah menangis.
"Udah Mas, kasih Una izin pergi untuk sekali ini. Mas tidak kasihan melihat nya menangis"kata Asih meyakinkan suaminya.
Beberapa menit Ibam memikirkan permintaan adiknya itu.
"Oke. Sekali ini Mas izinkan. Cukup sekali ini saja. Sudah jangan menangis.. Mas tidak bisa melihat Una menangis" kata Ibam mengalah.
"Yang benar mas hiks..hiks.. Iya janji ini ini pertama dan yang terakhir. Tenang saja Mas Una bisa jaga diri kok gak akan dekat-dekat dengan yang bukan muhrom"kata Aisyah yang mulai berhenti menangis.
Tiba tiba Zafran balik dari kamar mandi. Ya selama perdebatan Aisyah dan Ibam, Zafran kebetulan kekamar mandi untuk membuang air kecil.
"Bunda kenapa nangis"tanya Zafran heran.
"Gak apa-apa sayang. Uda cepat makannya, bunda gak apa-apa kok. Ya kan bunda?"tanya Asih sambil senyum.
"Iya sayang, bunda hanya kelilipan tadi. Udah sekarang Zafran lanjut makan"kata Aisyah sambil tesenyum.
Mereka makan dalam keadaan sunyi, Ibam tidak pecaya adiknya sangat keras kepala, tepaksa dia yang mengalah karena tidak bisa melihat Adeknya menangis.