Tigabelas - Pemotretan Hari pertama

1431 Kata
“Ya bagus. Terus pertahankan ekspresi itu” Terdengar arahan sang kameramen pada Yuno. Juan juga berdiri tak jauh dari lokasi Yuno sedang melakukan pemotretan. Juan memperhatikan semua sisi dan kelengkapan dalam pemotretan itu. Dia cukup detail dengan proses pemotretan di luar negeri. Tentunya itu harus Juan lakukan mengingat biaya untuk pemotretan tidak lah murah. Tentu hasil harus semaksimal mungkin dan tidak ada kesalahan. “Suruh ulang bagian sudut yang tadi dengan gaya lain. Sudut itu tampak bagus” Titah Juan pada Scarletta. Scarletta yang paham keinginan Tuan Mudanya itu langsung memberitahu kameramen yang bertanggung jawab untuk pemotretan. Bukan hal yang sulit sebenarnya namun karena mereka sempat berganti sudut maka sang kameramen harus menyesuaikan kembali sudut itu dengan melihat kembali hasil pemotretan tadi. Karena hal itu tentu untuk sesi berikutnya lebih tertunda. Tidak ada yang berani protes karena itu perintah dari sang CEO yang terkenal perfeksionis dalam bekerja itu. Yuno yang duduk menunggu arahan kameramen pun memutuskan untuk melakukan live sebentar di account ** nya sambil mendapat touch up make up dari MUA yang bertanggung jawab untuk Yuno. “Wah. Sering live ya?” Tanya sang MUA pada Yuno. “Enggak juga Kak. Hanya sesekali saat senggang. Dari pada bosan kan” Ucap Yuno menanggapi pertanyaan sang MUA dengan ramah. “Banyak juga ya viewers mu” Ucap sang MUA kembali mengomentari saat melihat jumlah viewers live Yuno yang termasuk banyak. “Lumayan Kak. Semua benar-benar baik dan sering kasih semangat positif” Ucap Yuno dengan tulus. Mendengar pembicaraan Yuno dengan MUA itu membuat para viewers semakin kagum dan menyukai Yuno. Sikap Yuno yang ramah dan baik itu menambah jumlah followers-nya secara tak langsung. “Ah iya. Ini lagi tunggu Pak Kameramen dan staff lain menyiapkan untuk pemotretan. Jadi Uno touch up make up dan menunggu dulu. Apa make up ku ini cocok untukku?” Tanya Yuno pada viewers-nya. -Cocok Kak sangat cocok- -Wah Kakak semakin tampan meskipun biasanya juga tetap tampan- -Sepertinya memang orang tampan jika di dandan akan semakin tampan- -Spill skincare Kakak yang sekarang dong- -Kak. Itu jasa MUA dari pihak perusahaan atau pribadi? Bagus banget hasilnya- “Ah terima kasih atas pujiannya. Ini MUA dari pihak perusahaan tapi dia juga ada buka jasa MUA di luar. Nanti Uno post dan tag nama MUA nya yah” Yuno tampak senang menanggapi komentar positif dari para viewers itu. Tidak lama setelah itu sang kameramen meminta Yuno untuk bersiap karena dia sudah menemukan sudut yang pas dan sama seperti permintaan Juan. “Ah. Uno Off dulu ya. Sudah mau lanjut pemotretan. Selesai nanti Uno akan live lagi menunjukkan tempat indah di sini” Ucap Yuno lalu mengakhiri live itu. Yuno langsung bergegas menuju tempat posisi yang di tunjuk sang cameramen. Mereka kembali focus menyelesaikan jadwal pemotretan hari ini hingga sore menjelang barulah sesi pemotretan di akhiri. Karena waktu sudah menunjukkan pukul 17.00 waktu setempat sang kameramen memutuskan mengakhiri pemotretan dan dilanjutkan besok. Mereka memiliki beberapa sesi pemotretan salah satunya pemotretan di kala senja di pantai itu. Namun melihat cuaca yang juga kurang bersahabat dan warna langit yang tidak mendukung membuat mereka memutuskan besok saja untuk sesi pemotretan lainnya. “Kita akhiri saja untuk hari ini. Besok baru kita lanjutkan. Sudah sore dan cuaca tampak kurang mendukung” Ucap sang kameramen kepada semua staff termasuk Yuno. Semuanya kemudian membereskan peralatan yang di bawa. Yuno tampak begitu lincah membantu mereka meskipun sudah di larang. “Jangan. Biar kami saja. Istirahat sana Yuno. Loe kan model bukan office boy” Ucap salah satu staff yang merasa sungkan. “Udah gak apa-apa kok Kak. Lagian kalau tambah satu orang yang bantu beresin kan lebih cepat selesai bisa segera istirahat. Cuaca juga mulai mendung tuh” Ucap Yuno sambil melirik ke arah langit yang mulai terlihat suram. Para staff itu hanya bisa mengangguk pasrah melihat Yuno yang tetap membantu. Di sisi lain mereka juga memang sangat terbantu dengan kehadiran Yuno, sekaligus semakin menyukai Yuno yang selain tampan, gagah, manly, juga sangat baik hatinya. Juan yang berdiri bersama Scarletta tentu memperhatikan gerak gerik Yuno. Anak itu memang begitu ceria dan baik. Tapi tetap saja Juan tidak mau terlena dengan sikap Yuno yang dia tau sangat pemberani itu. Selesai membereskan peralatan, semuanya kembali ke hotel tempat mereka menginap. Yuno segera masuk ke kamarnya dan membersihkan diri. Setelah itu dia keluar dari hotel untuk kembali mengunjungi restoran seafood lagi. Yuno sepertinya ketagihan menikmati kerang bakar di sana. Tampak Juan juga ada di sana bersama Scarleta, namun Scarletta langsung pergi setelah itu. Hari ini kondisi restoran sangat ramai dan tidak ada kursi kosong lagi. Tidak heran karena cuaca mendadak mendung seolah akan hujan deras dan juga sudah waktunya jam makan malam di sana. Melihat itu Yuno dengan sedikit tebal muka meminta pada Juan untuk berbagi meja bersama. Ya, hanya meja. Untuk makanan ya pesan masing-masing saja pikirnya. “Boss. Maaf. Boleh duduk di sini gak? Gue kelaparan nih. Lagi rame gak ada meja kosong lagi” Ucap Yuno sambil tersenyum seribu watt. Melihat Yuno di hadapannya itu membuat Juan agak kesal. Dia sebenarnya sangat malas berdekatan dengan pria pemberani itu di tempat umum. “Ya” Juan hanya menjawab singkat. Dia tidak ingin beradu mulut apalagi berkelahi di tempat umum seperti itu. Kalau berkelahi di ranjang lain ceritanya bukan? Keduanya memesan makanan masing-masing dan menikmati makanan serta minuman masing-masing. Juan tampak begitu banyak menegak soju tanpa henti. “Astaga. Stop Boss. Entar Loe mabok!” Ucap Yuno merasa ngeri melihat Juan yang tanpa henti menegak alkohol khas Korea itu. Juan tidak menjawab hanya menatap tajam pada Yuno seolah berkata ‘jangan ganggu’. Melihat cara Juan menatapnya membuat Yuno takut dan memilih diam. Tatapan dingin dan mengerikan Juan membuat keberanian Yuno sedikit mundur. Belum pernah ada pria satu server dengannya yang mampu menolak pesona Yuno selama ini. Baru kali ini Yuno merasa Juan sangat dingin dan berbeda. Mungkin itu daya tariknya. Selesai makan mereka kembali ke hotel bersama berjalan kaki. Tampak Juan mulai sempoyongan. “Astaga. Gue bilang juga apa” Ucap Yuno yang terburu-buru memegang tubuh Juan yang limbung itu. Hampir saja Juan terjatuh tersungkur ke tanah jika tidak ada Yuno yang menahannya. “Minggir!” Bentak Juan sambil mendorong Yuno. Melihat sikap Juan tentu membuat Yuno kesal dan memarahinya. “Ya udah! Jalan aja Loe sendiri! Di bantuin malah ngeyel!” Ucap Yuno lalu berjalan duluan. Juan yang sudah mulai mabuk karena tidak menakar jumlah minumnya pun terjatuh ke atas tanah. Melihat Juan terjatuh membuat Yuno kesal. “Oh God! Dia benar-benar merepotkan” Keluh Yuno dan berbalik untuk membantu Juan. Dia tidak bisa meninggalkan Juan begitu saja. Selain karena dia tertarik pada Juan juga karena Juan itu CEO-nya. Juga jika terjadi apa-apa pada Juan dan orang tau dia baru selesai makan bersama Juan bisa-bisa dia di tuduh hendak melakukan penyerangan pada sang CEO. Dengan sedikit perjuangan Yuno berhasil membawa Juan kembali ke hotel dan masuk ke kamar Yuno. Yuno tidak bisa menemukan kunci kamar Juan. “Argh!” Erang Juan saat tubuhnya di hempas oleh Yuno ke atas Kasur. “Ck! Merepotkan sekali!” Keluh Yuno. Entah karena memang gerah atau pengaruh alcohol berlebih membuat Juan membuka semua pakaiannya sendiri. Juan cukup terbiasa tidur tanpa pakaian apa pun jika dia merasa gerah. Melihat hal itu membuat Yuno menelan salivanya kasar. Lekuk tubuh indah Juan terpampang jelas di hadapannya. Apalagi milik Juan yang tampak sedikit mengeras itu. Ingin sekali Yuno memegang benda panjang dan tumpul itu untuk di nikmati layaknya lollipop. Tapi Yuno takut jika Juan akan marah saat dia menyentuhnya. Dia tidak yakin Juan benar-benar mabuk dan tidak akan sadar jika di sentuh oleh Yuno. Perlahan Yuno mendekati Juan dan hendak menutup tubuhnya dengan bedcover. Namun Juan malah menarik Yuno hingga jatuh di atas tubuh Juan. “I will fu**ck you bi*t*ch!” Umpat Juan. Sepertinya dia sedang bermimpi bercinta dengan seseorang. Mendengar itu malah membuat Yuno merasa b*******h. Yuno menyentuh milik Juan hingga si empunya mengerang keras. “Ah! Boy… It’s feel so good” Gumam Juan. Yuno tersenyum senang. Sepertinya dia memiliki kesempatan menikmati milik Juan meskipun dalam kondisi mabuk. Ya, setidaknya setelah itu dia tak akan penasaran lagi pikir Yuno. Tak ingin membuang waktu dan kesempatan, Yuno langsung menciumi bibir Juan dan terus mengelus sensual milik Juan hingga berdiri sempurna. Yuno menurunkan tubuhnya hingga wajahnya tepat berhadapan dengan milik Juan. Perlahan Yuno mengecup dan menciumi kepala si ulat Alaska itu dan memanjakannya. “Ah~” Erangan indah Juan terdengar hingga membuat Yuno semakin bersemangat. Yuno terus menggoda dan memanjakan milik Juan di bawah sana. “Terus… Ah…..” Gumam Juan yang semakin tinggi hasratnya. . . . To be continue ep 14 ^^
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN