"Yasmin ... Maukah kau menikah denganku?" Deniz menyurungkan cincin kertas itu kepada Yasmin. Yasmin sangat terkejut. Ia menahan napas sambil menutup mulut dengan tangannya. Mata Yasmin membulat, senyumannya terkembang dengan sempurna. Gadis itu ternganga tanpa kata. "Yasmin?! " Deniz memanggilnya kembali. Ia mengangkat kedua alisnya menanti jawaban. "Dengan satu syarat," ujar Yasmin tersenyum. Di mata Deniz senyuman itu terlihat licik. "Hanya satu? Baiklah, apapun yang kau mau." Deniz bersiap dengan permintaan ekstrim seperti menceburkan diri ke laut atau mandi dengan seember air es, atau bahkan perhiasan yang mahal. Itu tak masalah baginya. "Aku ingin kita berhenti minum. Tidak ada lagi Alkohol dalam kehidupan kita, apalagi setelah menikah. Bagaimana? Kau setuju?" Yasmin mengangka