Tidak Sepenuhnuya Benar

1203 Kata

“Pagi, L,” ucap Widi menghampiri Lila. Lila menoleh dan mengangguk, “Pagi, Wid.” “Kamu lagi apa, L? Kenapa di dapur sendirian? Yang lain mana?” tanya Widi. “Mereka masih di kamar,” jawab Lila. “Aku kan memang biasanya seperti ini. Oh kamu gak akan tahu karena kamu bangun paling terakhir,” tambahnya terdengar menyindir. “Eh iya.” Widi mengelus leher belakangnya. “Ada yang mau dibantuin gak?” “Gak ada. Kamu duduk aja, udah mau selesai kok.” “L, ada apa?” “Hem? Ada apa maksudnya?” “Tumben aja aku kayak ngerasa kamu berubah,” kata Widi mencoba sebiji telur yang sudah direbus dan dikupas oleh ART. Lila mengingat bagaimana ia terhasut oleh perkataan Juliana tentang Widi yang akan menyingkirkan mereka semua, selama ini Lila tak pernah perduli dengan apa pun yang terjadi di rumah, mau sia

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN