Jangan lupa follow vote dan komen cerita ini ya... Tekan tanda bintang di posisi kiri bawah setelah baca chapter ini... Happy reading guys ???? "Dia suka gulali juga?" Tanya Qiran. "Iya... Suka banget. Kalian tuh sebelas dua belas tingkahnya. Masih bocah. Tapi aku sayang." Ucap Rayza membuat wajah Qiran memanas. ??? Mendengar ucapan Rayza yang terdengar seperti gulali di telinga nya, membuat Qiran segera menunduk. Sungguh dia tak ingin Rayza mengetahui semburat merah yang tercipta di pipinya. Qiran sadar wajahnya memanas. Bahkan dia bisa merasakan sendiri aliran darah yang begitu deras memenuhi pipinya. Gadis itu pun diam seribu bahasa sambil meluruskan poninya yang menutupi kening. Lagi-lagi Qiran merasa bodoh karena baper untuk kesekian kalinya. "Kamu kenapa?" Tanya Rayza berusaha