Han Tae masih mematung diam, memandang goresan tinta hitam yang tercetak di lembar pertama buku harian Jimmy. Hatinya bergolak di antara keberanian dan ketakutan untuk menghadapi apa yang akan ia baca nanti. Kalau ditilik bagaimana nenek itu menitipkan buku itu dengan cara yang tak biasa, maka Han Tae yakin, sangat yakin bahkan, pasti ada hal penting yang ditulis Jimmy di sana, dan itu membuatnya ragu apakah ia sanggup menerima setiap kata yang telah disusun sahabatnya itu atau tidak. Mungkinkah buku ini berkaitan dengan Seo Han? Atau dengan kematiannya. Namun, setelah sekian lama mematung, pemuda itu pun berhasil mengumpulkan keberaniannya dan mulai membaca isi dari lembar pertama buku harian itu. Desember 25, 2012 Di saat semua orang tengah berkumpul di aula kampus unt