PART [33] . . . Di sebuah perumahan elite tak jauh dari posisi Apart Nara. Sosok wanita berusia lima puluhan hampir saja menjatuhkan handphone yang Ia genggam. Rambut pirangnya yang kini perlahan mulai ditumbuhi uban tipis, terikat rapi. Berusaha keras menjaga beban tubuhnya setelah mendengar kabar dari seseorang yang sudah sangat Ia kenal. Mengenai kondisi Bibi yang selama ini selalu menjaga Nara. “Ka-kau jangan bercanda,” Suaranya gemetar, bahkan tanpa sadar berdiri menggebrak meja. Mengagetkan laki-laki di depannya. “Aku hanya sekedar memberitahu Bibi saja, selama ini Bibi mungkin berpikir kalau menggunakan Bi Ina sebagai mata-mata akan berjalan lancar kan?” ujar sosok di seberang sana. “Tapi tidak semudah itu, Bibi.” Wanita itu kembali terkesiap, menahan detak jantung yang ma