Teddy uring-uringan. Saat dia sudah punya akses mudah untuk berkomunikasi dengan Laura, mengapa dia malah malas mengejar perempuan cantik itu. Dia malah merindukan Syifa. Entah mengapa kalau ‘bicara’ sosok Laura yang kharismatik Teddy tak punya ‘greget’. Tak ada debar istimewa seperti yang dia rasakan pada tari dulu. Tak ada yang spesial di mata dan daada Teddy. Tap kalau pada Syifa teddy merasakan sensasi beda, dan tak sama dengan yang dia rasakan pada tari juga. Teddy sulit menjabarkan. Tapi dia merasakan kalau Syifa PASTI jodohnya. Karena bayang-bayang Syifa tak pernah lepas dari ingatannya sejak dia melihat gadis itu. Bahkan saat belum tahu namanya. ‘Kamu pulang kuliah jam berapa?’ chat terkirim pada Syifa. Satu jam kemudian balasan dari Syifa baru masuk. ‘Pukul 13.40 Pak. Saya mas