42. Menguras Emosi

2038 Kata

Nalaya menatap nanar ke arah orang itu. Jujur, ia sama sekali tidak mengharapkan kedatangan sosok tersebut. Hari sudah gelap dan Nalaya pun lapar saat ini. Bunyi perut Nalaya yang meminta jatah pun menjadi perhatian keempat orang yang ada di depan teras rumah kontrakan Nalaya. "Pak Angga, ngapain sih datang? Ini aku mau istirahat loh. Baru aja pulang kerja dan capek juga lapar," kata Nalaya pada sosok pelatihnya yang datang entah sejak kapan. "Aku harus datang. Kamu harus latihan. Dua minggu lagi ada pertandingan. Aku lihat kaki kamu udah bagus," kata Angga sambil mengangsurkan satu tas plastik besar berwarna hitam. "Apa ini? Jangan sampai kain kassa lagi?" Nalaya mengerucutkan bibir karena kesal jika teringat pemberian Angga beberapa waktu yang lalu saat kakinya sedang cidera. Angga

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN