Bab 18. Doa Orang Yang Teraniaya

1045 Kata
Selesai shalat maghrib, Yasin mengajak Tia ke sebuah warung untuk berbicara, tapi Tia menolak karena Dia khawatir, Tia akan sangat terlambat sampai di rumah. "Kalau Kamu mau ngomong, ngomong aja sekarang." Kata Tia. "Baiklah." Kata Yasin mengalah. Akhirnya Yasin menuruti kemauan Tia tapi dengan syarat Dia boleh mengantar Tia pulang sampe gerbang komplek. Mau tak mau Tia mengikuti kemauan Yasin, daripada Dia telat sampai rumah. Yasin menghentikan sebuah taxi. Mereka masuk ke dalam taxi. Di dalam taxi Mereka akhirnya berbicara. "Tia, tidakkah Kamu merindukan Aku?" Tanya Yasin sambil menggenggam tangan Tia. Tia kaget dan segera melepas genggaman itu, sambil menggeleng. "Beneran Kamu gak kangen sama Aku?" Yasin sedikit kecewa. Dia paham betul kalau tak sengaja Yasin sudah menghianatinya walau semua itu bukan kesalahannya. Akhirnya Yasin menceritakan semua kejadian pernikahannya dengan Rina. Selama Yasin menikah dengan Rina, Dia tak pernah sedikitpun menyentuh Rina, malah sering Yasin pulang dan tidur di rumah Mamanya. Dan itu membuat Rina makin marah pada Yasin dan semakin memperlihatkan wajah asli nya. Selama ini Rina terlihat baik di mata nya tapi lambat laun Yasin baru sadar sifat asli Rina yang licik. Setelah kelahiran Anaknya Rina, segera Yasin melaksanakan test DNA dan terbukti kalau Anak yang dikandung Rina bukan anaknya tapi anak dari pria lain. Awal nya Rina masih mengelak tapi setelah test DNA tersebut keluar hasil nya, Dia tak bisa lagi mengelak. Betapa kecewa Orangtua Rina yang mengetahui kelakuan anak perempuannya yang sudah menjerumuskan orang lain untuk mempertanggung jawabkan perbuatan yang tidak pernah Dia lakukan. Orangtua Rina pada saat itu sangat memohon pada Yasin dan keluarga Yasin untuk tidak memperpanjang urusan ini ke meja hijau. Akhir nya mereka menandatangani surat di atas materai. Kalau suatu hari nanti Rina mengganggu yasin lagi maka tak ada ampun lagi baginya. Dan orangtua Rina pun menyanggupi nya. Kini Yasin sudah berpisah dengan Rina dan sedang mengurus persiapannya untuk sekolah lagi. Tia mendengar dengan seksama dan sedikit lega karena Yasin yang Dia kenal sangat baik ternyata memang baik. Dia bukan seperti yang dituduh oleh Rina. Seulas senyum terlukis di bibir Tia. Helaan nafasnya lega. Tapi bukan berarti dia akan menerima Yasin kembali.... "Jadi rencananya Kamu mau lanjut sekolah di mana?" Tanya Tia. "Di sekolah favorit gak jauh dari sekolah Kamu, makanya tadi Aku lihat Kamu dari jauh, seneng banget, akhirnya bisa bertemu Kamu lagi. Oh ya, Kamu dapat salam dari Mama. Katanya Mama kangen sama Kamu. Kapan Kamu main ke rumah? Besok ya a Aku jemput pulang sekolah?" Yasin terus berbicara dengan luapan bahagia. "Wa alaikumussalaam. Salam kembali buat Mama Kamu. Aku juga kangen. Tapi gak bisa besok mainnya, nanti aja kalo udah selesai ujian kenaikan kelas." Jelas Tia. "Baiklah." Kata Yasin. Tak terasa Mereka sudah hampir sampai di gerbang komplek perumahan Tia. "Aku udah sampai. Kamu langsung pulang, kan? jangan kemana-mana lagi nanti kena fitnah lagi..." Canda Tia. Mereka pun akhirnya bisa tertawa lega. Tia pun turun dari taxi. Dan taxi membawa balik Yasin ke arah rumahnya. Sesampai nya di rumah, Tia melihat Kak Mia sedang menangis di depan Ibu. Ternyata Bu Bunga menceritakan kejadian tadi siang ke Ibu. Dan Ibu langsung menanyakan pada Kak Mia. Kak Mia pun menceritakan semua penghinaan Bu Anda padanya dengan rasa sedih. Ibu keluar dari rumah, berdiri di depan teras, dan berucap: "YA ALLAAH..... BAGAIMANA KALAU ORANG LAIN MERASAKAN DERITA SEPERTI YANG KELUARGAKU ALAMI, YA ALLAH!!!" Ucap Ibu lumayan keras sambil berurai air mata... (pasti terdengar oleh Bu Anda, karena rumah nya persis di depan rumah Tia, dan Dia juga hoby menguping omongan orang lain) Tia langsung memeluk Ibunya dan membawa nya masuk ke dalam rumah. Tia bergegas ke dapur mengambilkan segelas air hangat untuk Ibu. Setelah itu Tia bersih-bersih diri dan berganti pakaian. Lalu, Mereka sekeluarga berkumpul di ruang tamu, untuk menemani Ibu dan Kak Mia yang masih bersedih. Tiba-tiba..... Bu Anda berlari sambil histeris meminta tolong pada tetangga sebelah kanan dan kiri. Kami yang sedang berada di ruang tamu juga sempat kaget mendengar Bu Anda yang histeris. Kami pun bergegas keluar rumah untuk mencari tahu. "Pak!!! Tolongin Anak Saya!!" Kata Bu Anda yang meminta pertolongan pada tetangga yang berada di sebelah rumah Tia. "Ada apa Bu?" Kata Bu Bunga yang juga mendengar teriakan Bu Anda. "Anak Saya yang paling besar kecelakaan, sekarang terkapar di lampu merah. Tadi Herman datang kasih kabar ke Saya... tolongin Paaakkk... Bapaknya lagi gak ada di rumah, lagi tugas ke Bandung..!!!" Beberapa tetangga segera ke TKP untuk melihat keadaan Anak tertua dari Bu Anda. Spontan Ibu yg mendengar itu mengucap: "Alhamdulillaah.... Allah mendengar doa hamba-Nya yang teraniaya..." Tia kaget mendengar kata Ibunya. Segera Dia membawa Ibunya masuk ke dalam rumah. Sedangkan Bu Anda terpaku mendengar kata-kata Bu Nia. FLASHBACK ON Bu Anda berbasa-basi menawarkan air pada Bu Nia. "Alhamdulillaah Bu, kalo boleh." Sahut Bu Nia. Dan Ibu segera memasang selang dari kran yang ada di teras rumah Bu Anda menyalurkan air nya ke dalam rumah. 1 jam sudah, air hidup dari rumah Bu Anda. Ibu cepat-cepat mematikan. "Gak enak terlalu lama make air Orang." Gumam Ibu. Lain di mulut lain di bibir. Di depan orangnya mulutnya manis tapi di belakang orang itu segala macam cercaan keluar dari mulutnya. Bu Anda, menggosip di warung Bu Eni, kalau Bu Nia minta air di rumahnya seenaknya, gak pake waktu, bisa tiga kali sehari. Itu lah gosip yang tersebar, hingga terdengar oleh Kak Mia. Seorang Ibu memanggil Kak Mia dan bertanya: "Mia, memang benar, Bu Nia minta air ke Bu Anda maksa-maksa, terus seenaknya aja ngambil tanpa waktu?" Tanya Ibu itu. "Astaghfirullaah. Itu gak benar Bu, justru Bu Anda yang datang ke rumah dan menawarkan pada Ibu untuk ambil air di rumahnya. Dan lagi, Kami tahu diri kok minta air sama orang ya ada batasannya lah." Jelas Mia panjang lebar. Ibu itu manggut-manggut mendengar penjelasan Mia. "Maaf Bu, Saya permisi pulang." Pamit Kak Mia. Sampai di rumah, Kak Mia menceritakan gosip itu kepada Ibu. Ibu menghela nafas beratnya, mengeluarkan segala himpitan yang sesak di dadanya. "Ya sudah mulai besok, Kita memompa lagi air di rumah Bu Bunga." Kata Ibu. Itu lah awal yang membuat keributan Kak Mia dan Bu Anda. Bu Anda mendapat cercaan dari Ibu-ibu yang bergosip di warung Bu Eni. Bu Anda sangat geram pada Mia dan mengancam dalam hatinya untuk melabrak Mia. Dia gak terima, dan akhirnya mencaci maki dan menghina Kak Mia. FLASHBACK OFF
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN