Ketika Anda mengunjungi situs web kami, jika Anda memberikan persetujuan, kami akan menggunakan cookie untuk mengumpulkan data statistik gabungan guna meningkatkan layanan kami dan mengingat pilihan Anda untuk kunjungan berikutnya. Kebijakan Cookie & Kebijakan Privasi
Pembaca yang Terhormat, kami membutuhkan cookie supaya situs web kami tetap berjalan dengan lancar dan menawarkan konten yang dipersonalisasi untuk memenuhi kebutuhan Anda dengan lebih baik, sehingga kami dapat memastikan pengalaman membaca yang terbaik. Anda dapat mengubah izin Anda terhadap pengaturan cookie di bawah ini kapan saja.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Mendengar penuturan Lambok, Ibu langsung beranjak dari duduknya. Ibu meninggalkan Lambok yang hendak memegang tangannya. Ibu menatap Tia tajam. Tia menunduk dalam. Ibu masuk ke kamar dan menutup pintu kamar agak keras. Tia tersentak. Fitri yang dari tadi terpaku juga tersentak. Fitri segera meletakkan cangkir minum untuk Lambok. "Kak, diminum dulu." Fitri segera berlalu ke belakang. Lambok mengangguk. Dia tertunduk. Ada rasa menyesal dalam dirinya. Lambok melihat Tia yang terduduk lemas di kursi dekat telpon. Lambok menghampiri Tia. "Apa yang Kamu lakukan? Apakah Kamu lupa yang sering Aku katakan?" Tia menatap tajam pada Lambok. "Ibu pasti marah besar padaku." Tia menunduk. Dia tak kuasa menahan airmatanya lagi. Fitri yang telah ke belakang mengadu pada Kak Mia akan kejadian di rua