Dalam menghadapi segala masalah yang berujung amarah memanglah harus berkepala dingin. Amarah yang memuncak jarang sekali membawa kebaikan didalamnya, kerap kali tindakan bodoh mendominasi diri dan pikiran. Ya, itulah yang terjadi pada Catya. Kemarahannya pada Willa nyaris menghilangkan nyawa wanita itu selama-lamanya meskipun pada akhirnya Catya dapat mengembalikan hidup Willa. Terima kasih pada Luke karena telah memprovokasi Catya untuk mengambil tindakan ceroboh dan bodoh sekaligus membahayakan dirinya. Luke membawa kedua wanita yang saling berselisih paham itu ke dalam ruangan pribadinya atau bisa dikatakan sebagai ruang kerjanya. Ruangan bernuasa klasik era 80-an yang didominasi warna coklat, terdapat tiga single sofa dan meja kayu kotak di tengah-tengah ruang