Bab 04

1198 Kata
Maira berlari memeluk putrinya yang sedang duduk di meja rias sambil menyematkan headset di telinganya, Zahra terkejut dengan pelukan tiba-tiba bunda nya itu. "Kenapa bun...." tanya Zahra pada wanita yang kini menyeka air matanya "Bunda pikir kamu kenapa-kenapa bunda takut Ra, tapi alhamdullilah kamu gak kenapa-kenapa." Jawab Wanita itu "Memang bunda pikir aku ngapain,bunuh diri? Kabur? Kawin lari." Kini senyum palsu itu hilang dari wajah Zahra saat kembali mengucapkan kata "kawin lari" Flashback Zahra memejamkan matanya sambil memikirkan kenangan nya bersama lelaki itu yang masih terkam jelas dalam pikirannya Zahra membuka matanya dan menekan tombol perekam suara pada aplikasi pesan itu "Akbar.....bawa aku pergi,Ayo kita kawin lari." Lirih Zahra namun sorot mata gadis ini kini terpaku pada sebuah Foto dimana ayah dan bundanya memeluknya erat di antara kedua kakaknya, air mata Zahra menitik ia ingat momen itu, momen ulang tahunnya yang juga menjadi sebuah trauma saat dimana akibat terlalu senang telah di ajak ke taman bermain membuat Zahra berlarian hingga tak melihat sebuah kendaraan melaju kearahnya,mungkin Zahra akan terluka parah jika saja ayahnya tidak menyelamatkannya dan malah tertabrak hingga akhirnya mengalami patah tulang pada kakinya Zahra bergetar gadis itu terduduk dilantai dan membatalkan pesan suara itu Ia tak bisa mengkhianati orang tuanya,ia tidak bisa seegois itu pada kedua manusia yang membesarkannya dengan penuh cinta kasih selama ini Seseorang pernah berkata,bahkan jika kamu memberikan isi dunia kamu tidak akan pernah mampu membalas budi jasa kedua orang tua Dan kini apa yang sudah Zahra beri pada ayah dan bundanya hingga dia merasa pantas untuk mengkhianati kedua orang itu, Tidak Zahra tidak akan sanggup,dia bisa menerima kehilangan mimpi dan lelaki yang di cintai nya tapi dia akan sangat menyesal jika harus kehilangan ridho kedua orang tuanya. "Maafkan aku Akbar....lebih baik kita putus saja." Tangan Zahra bergetar saat menekan tombol kirim setelah pesan itu terkirim semuanya sudah berakhir bagi ia dan Akbar Ia pasrah mungkin ini sudah garis takdirnya,Zahra hanya berharap semoga Akbar memaafkannya dan mendapatkan pengganti perempuan yang jauh lebih baik darinya. Flashback Off **** Maira melangkah keluar membuat beberapa orang yang asik duduk diruang tamu itu langsung menatap kearahnya bersamaan "Mana Zahra bun." Tanya Hamka sesaat sebelum tersenyum mendapati putri bungsunya muncul dari belakang Maira "Assalamu'alaikum om,tante." Ucap lembut Zahra membuat Farida dah Kamil tersenyum kagum pada gadis bertunik cream yang di padukan dengan pasmina berwarna milo yang membuat gabungan warna itu terlihat cocok dengan warna kulit putih gadis itu Farida melirik kearah Hanung yang kini menatap Zahra seakan terpesona dengan iris mata cantik gadis itu dan juga bibir mungil Zahra yang sedikit merona karena liptint yang ia gunakan "Biasa aja dong liat nya." Bisik Farida sekedar menggoda putranya itu Hanung menjerap dan mengalihkan pandangannya dari Zahra ia terlalu kagum hingga membuat tenggorokannya kering, Hanung meminum teh yang sedari tadi di suguhkan Maira "Biasa liat yang bening-bening jadi haus deh." Canda Farida sambil tertawa, Maira hanya tersenyum kecil berbeda dengan Farida yang ceplas-ceplos dan terlihat santai itu "Mama kok ngomong gitu sih." Kesal Hanung yang wajahnya memerah karena malu "Gk papa bentar lagi kan jadi calon istrimu juga." Ucap Farida percaya diri, Zahra hanya tersenyum kecil sedangkan Hanung malah menatap tak percaya pada apa yang mamanya katakan "Maksud mama.?" Tanya Hanung "Iya mama minta kamu ikut kesini karena mama dan papa mau menjodohkan kamu sama Zahra, cantik kan pilihan mama." Ucap Farida "Iya apa lagi Zahra ini anak teman baik papa dan mama,kalian pernah bertemu dulu tapi waktu itu Zahra masih 2-3 tahun.," ucap Kamil "Iya betul waktu itu kamu malah lebih senang bermain sama Zahra dari pada sma Rahma dan Nissa yang sebaya sama kamu." Sambung Hamka Para orang tua itu tertawa mengingat-ingat masa lalu saat mereka masih sering berkumpul sekedar bersilahturahmi Zahra duduk di samping Maira dan sedikit melirik ke arah lelaki yang saat itu juga melirik kearahnya dan akhirnya pandangan merek bertemu membuat mereka berdua langsung mengalihkan pandangannya "Kenalan dulu nak." Ucap Maira Yang mau tak mau di turuti Zahra "Salam kenal Mas, Saya Azizah Zahra." Ucap gadis itu sambil menyatukan kedua tangannya sambil tersenyum "Ah...iya Salam kenal juga ,Saya Ahmad Hanung Sanjay." Jawab Hanung yang juga menyatukan kedua tangannya dan membalas senyuman indah gadis itu "Jadi kapan rencananya kita resmikan anak-anak ini." Cetus Hamka "Ya jangan buru-buru biarkan mereka saling mengenal dulu."ucap Kamil "Betul itu....kalau jodoh gak akan kemana." Sambung Maira sambil menatap sesaat wajah Zahra yang hanya tersenyum namun ia tau senyum putrinya itu palsu "Tapi Apa Nak Hanung setuju takutnya Nak Hanung punya pilihan sendiri." Ucap Maira yang membuat Raut wajah Hamka memerah Hanung terdiam dan sesaat menatap Zahra yang seakan menunggu jawabannya "Saya belum punya kekasih tante,dan untuk perjodohan ini saya pikir jalani saja dulu,bagaimanapun kami baru mengenal." Jawab Hanung yang mendapati anggukan paham Maira Sedangkan raut wajah Zahra terlihat kecewa ,karena gadis itu berharap lelaki itu memiliki kekasih atau menolak perjodohan ini agar dia bisa terbebas dari semua ini Sedangkan Hanung salah tingkah saat menatap wajah kecewa Zahra Apa dia salah bicara? Apa harusnya dia bilang setuju,tapi bukankan akan terlalu memalukan kalau dia langsung menerima perjodohan ini walau sebenarnya Hanung sudah jatuh hati pada gadis itu saat pertma kali melihatnya ***** Akbar melajukan motornya dengan kecepatan penuh tanpa menghiraukan klakson mobil dan motor yang selip Dadanya sesak semuanya terlihat suram saat ini,Akbar tak menyangka Zahra benar-benar menyerah dan mengakhiri semuanya... Air mata lelaki itu menetes bulir yang tertahan bahkan memuat buram pengelihatannya saat ini Bodohnya dia sempat bahagia saat melihat notif pesan balasan dari Zahra tanpa tau itu hanya sebuah kalimat perpisahan yang membuat sesak d**a dan sakit hatinya Larut dalam emosinya membuat Akbar tak memperhatikan ada seorang lelaki tua yang menyebrang dengan sepeda, Akbar terkejut saat dirinya melihat pengendara sepeda itu melintas di depannya dengan cepat dia membelokan stang motornya hingga akhirnya ia terseret dan tergulung beberapa meter Kini Akbar terkapar di tengah jalan sepi itu sedangkan si pengendara sepeda memilih kabur meninggalkannya Akbar membuka helmnya perlahan dan sedikit menahan rasa sakit di pundaknya Lelaki itu terdiam dan memandang langit gelap sesaat suara isakan terdengar, tangis Akbar pecah ia tak menyangka akan sesakit ini dan seberat ini...bahakan luka fisiknya tak sebanding dengan luka hatinya saat ini Akbar menutup wajahnya dengan tangannya untuk menyembunyikan Air matanya cukup lama ia terdiam seperti ini sebelum perlahan kehilangan kesadarannya ***** Zahra menatap kosong kearah sebuah cangkir yang ada di atas meja perlahan air matanya jatuh namun dengan cepat ia menghapusnya dan kembali tersenyum. Maira menatap lirih kearah Zahra yang kini sedang menyeka sudut matanya ia tau putrinya itu menangis perlahan Maira menggenggam tangan Zahra dan mengangguk sambil tersenyum ia berharap putrinya bisa kuat dan tabah dalam menghadapi semua ini "Dia mirip kamu Mai." Ucap Farida yang memperhatikan 2 perempuan itu "Benar kah, padahal banyak yang bilang dia mirip ayahnya." Jawab Maira "Gak aku serius dia cantik seperti kamu,kalau mirip Hamka mah gak secantik ini jadinya." Ejek Farida santai, Hamka hanya menatap jengah wanita tua yang tak pernah berubah itu masih saja suka mengejeknya "Apanya yang mirip." Tanya Maira sambil tertawa "Mata sendu kalian, indah tapi terlihat sendu." Ucap Farida,Maira hanya menggeleng dan tersenyum Farida menatap Zahra awas dia dapat melihat kesedihan di mata gadis itu namun ia juga dapat melihat jelas seberapa Zahra berusaha menjadi anak yang baik agar tidak mempermalukan kedua orang tuanya bersambung....
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN