Chapter 8

1050 Kata
Setelah selesai makan siang, Leraince berkunjung ke ruangan kamar Putri Madelia. Menyapanya karena dua hari tidak ada di Keluarga Brillent. Suara ketukan pintu terdengar di ruangan kamar. Tentu membuat Putri Madelia agak terganggu, dirinya mempersilahkan seseorang tersebut masuk kedalam ruangan kamar. Gaun yang indah, dengan perhiasan berlian mutiara melingkari leher hingga tangan serta jari-jemari. Putri Madelia visual yang cantik di Keluarga Brillent melebihi kedua adiknya. Hati Leraince kini terketuk dengan iri, melihat kesempurnaan Putri Madelia dengan rumor yang beredar ia masih bersikap tenang. "Salam Agresia Tuan Putri Madelia, maafkan saya jika saya tidak ada di Kastil beberapa hari karena ada urusan keluarga," ucap Leraince kepada Putri Madelia saat ini. Putri Madelia tersenyum ketika mengetahui Leraince yang datang berkunjung ke ruangan kamarnya. Senyuman dingin dari wajah Putri Madelia, "Bagaimana? Kau sudah membacanya? Baguslah jika kau menyukainya." "Membaca apa Tuan Putri? maaf Tuan Putri saya tidak fokus saat ini, iya Tuan Putri terima kasih atas kebaikan Tuan dan Nyonya Earl dan juga Tuan Putri yang menerima saya masuk ke sekolah bangsawan," ucap Leraince dengan suara teduh. Dirinya agak membungkuk hormat dengan kepala yang tertunduk. "Leraince, aku berharap kau akan memasuki peringkat lima puluh besar seperti Keluarga Brillent yang lainnya. Walaupun kau bekerja di Keluarga Brillent, kau harus giat belajar. Karena Putera Mahkota Eadric seseorang yang sangat pintar, selain ketampanannya ia sangat pintar. Tidak ada yang bisa mengalahkannya." "A-apa maksud anda Tuan Putri?" "Apa maksudku? Kau bertanya apa maksudku? Maksudku, tetaplah selalu disisiku, jangan pernah ada niat untuk melukai Putera Mahkota Eadric, bagaimanapun ia adalah sahabatku, ia sangat pintar. Akupun selalu bersaing karena prestasi dengannya," jawab Putri Madelia dengan tatapan dingin. "A-pa ini Tuan Putri? Saya tidak paham akan maksud Tuan Putri, kenapa Tuan Putri berbicara seperti ini? Sungguh aku tidak paham Tuan Putri." "Jangan pernah berpura-pura Leraince, kau selalu ingin mendekati Kerajaan Agresia dan Afresia, apa tujuanmu? apakah kau ingin dekat dengan Putera Mahkota Eadric? atau kau ingin mendekati Yang Mulia Raja?" ucap Putri Madelia kembali dengan ucapan menegas kini. Langkah kakinya berjalan lurus mendekati Leraince yang saat ini merasa gugup. Tangannya bergetar dengan berkeringat. "Kenapa Leraince? Bukankah ini benar? Aku sangat tahu kau sangat ingin menjadi putri angkat di Keluarga Earl, hanya aku yang sangat tahu akanmu. Kau memiliki sihir, aku sudah mengetahuinya. Jangan pernah memakai sihir di keluarga bangsawan, Lagipula rumor akanku bersama Putera Mahkota sudah merebak ke seluruh Agresia, Leraince jangan pernah menyakiti Putera Mahkota, kau berasal dari Keluarga Earl. Jangan merusak nama baik Keluarga Earl Brillent," bisikan Putri Madelia ke telinga kiri Leraince saat ini. Tok ... tok ... Suara ketukan pintu terdengar kedua kali, Putri Madelia tersenyum dengan salah satu pelayan yang masuk ke dalam ruangan kamar miliknya. "Tuan Putri, Tuan Putri Celsa dan juga Tuan Putri Ardelin mengundang anda untuk minum teh bersama di taman belakang Kastil," ucap salah satu pelayan Putri Celsa kepadanya. Leraince pun mengikuti Putri Madelia menuju taman, ada Putri Ardelin dan juga Putri Celsa yang sudah minum teh bersama, "Kakak pertama, rupanya dia membawa anak yang berada di keluarga kita." "Semoga dia beruntung bisa memasuki lima puluh besar prestasi," ucap Putri Celsa menimpali Putri Ardelin. "Kalian ini rupanya sangat senang ya jika menggoda seseorang," jawab Putri Madelia dari kejauhan. "Ramuan yang diberikan ahli kimia itu sungguh bagus, aku sangat senang memakainya. Rupanya wajahku juga lembut dan kenyal," ucap Putri Ardelin yang membahas beberapa cream kecantikan. Putri Madelia dan juga Putri Ardelin saling berinteraksi, berbeda dengan Putri Celsa yang melihat Leraince dari bangku taman di tengah rumah kaca, beberapa tanaman bunga sudah mekar dengan warna yang begitu indah. "Jika kau kesulitan belajar, buku kami ada untuk siap kau pelajari. Setelah kau memasuki sekolah jangan kau lihat penampilan beberapa murid. Mereka terlihat agak bercanda tetapi mereka sangat pintar. Jika kau mau, belajarlah mulai sekarang. Jadi ketika kau masuk sekolah kau tidak akan ketinggalan jauh, selamat Leraince. Jangan lupa kau jangan pernah menjauh dari kakakku. Kak Madelia cukup di takuti di sekolah, apalagi Putera Mahkota memiliki ikatan persahabatan baik kepadanya. Jadi jangan pernah mempermalukan kami," ucap Putri Celsa yang tersenyum. Leraince pun membungkuk hormat kepada ketiga Putri Keluarga Earl Brillent saat ini, dirinya membantu ketiga putri meminum teh dan berbincang. Percakapan mereka diisi hanya dua jam, dan saat ini ketiga Putri Keluarga Brillent mengajak Leraince ke Perpustakaan keluarga mereka. Di Perpustakaan, Putri Celsa memberikan buku catatan miliknya, hingga Putri Ardelin pun memberikan kertas-kertas soal yang pernah ia ikuti, ujian sekolah yang mereka masuki cukup susah. Putri Madelia pun memberikan kisi-kisi untuknya. Memberitahu beberapa info seputar guru dan juga nama anak-anak Keluarga Bangsawan yang masuk lima puluh besar. Sangat miris ketika Putri Madelia memberitahukan bahwa ada persaingan antara siswa dan siswi yang masuk lima puluh besar. "Saya pikir itu hanya omongan biasa, tentang persaingan prestasi bangsawan. ternyata ada yang seperti ini Tuan Putri," ucap Leraince kepada ketiga Putri Keluarga Brillent. "Leraince, harus kami katakan kepadamu. Kami berprestasi bukan hanya keinginan kami saja, tetapi reputasi Keluarga Earl Brillent. Jika para petinggi sekolah tahu kau berasal dari Keluarga Earl Brillent itu pertanda akan ada persaingan anak baru di Siswa/i kelas atas. Jadi kau harus bekerja keras belajar dengan giat. Jika kau ada niat jahat, lebih baik urungkan saja niat itu. Percuma, karena tidak akan bisa kau melakukannya. Keluarga Brillent selalu menjaga nama baik, terlebih dalam menyaring orang yang bekerja. Ini bukan peraturan yang kami buat, melainkan kepercayaan dari kakek terdahulu bersama Keluarga Agresia dan Afresia, kami mempercayaimu Leraince, jadi kau harus membawa nama Keluarga Earl Brillent dengan baik mulai sekarang," ucap Putri Celsa kembali. "Hukuman jika kau melakukan kejahatan, lagipula Keluarga Earl Brillent selalu menjaga nama baik," imbuh Putri Ardelin dengan menyilangkan kedua tangannya berbicara di hadapan Leraince. "Benarkah? Apakah itu benar?" Tanya Leraince saat ini dengan perasaan berdebar. "Sudah ya Leraince. Kau boleh membawa semua buku ini ke kamarmu untuk belajar. Aku dan Celsa akan pergi, jadi sisa kakak pertama ada di Kastil," ucap Putri Ardelin kembali dengan membawa Putri Celsa keluar Perpustakaan. Suara pintu besar pun tertutup rapat. sosok yang dingin kini melihat ke arah Leraince, aura Putri Madelia yang tersenyum getir dengan tertawa pelan. "A-anda tertawa Tuan Putri?" tanya Leraince kepada Putri Madelia. "Kenapa? Kau tidak akan bisa berbuat jahat bukan? Percuma Leraince, kau mendengarnya sendiri lewat adik-adikku, mulai sekarang jagalah nama baik Keluarga Earl Brillent," ucap Putri Madelia dengan tersenyum melihat Leraince yang memegang beberapa buku.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN