Chapter 10

1014 Kata
"Tuan Putri tolong jangan berpikiran negatif, Tuan Putri tenang saja. Yang Mulia Raja pasti bertanggung jawab atas pergantian nama ini. Nama ini tidak sembarangan Tuan Putri, terlebih Tuan Putri sudah datang kemari dengan suka cita." Peri Leci mencoba untuk menenangkan Putri Ethelyn, baru kali ini ia bersedih semenjak ia datang kemari. Rasa bingung sangat wajar, namun melihat keindahan Andeleusia sangat tidak mungkin ia tidak bahagia. "Tuan Putri apakah anda ingin belajar tata krama Kerajaan untuk Bangsawan?" Tanyanya dengan memperlihatkan kertas pembelajaran. Jadwal untuk Putri Ethelyn sudah tersedia, hingga Peri Leci memberikan penglihatan untuk meja dan juga beberapa tumpukan buku ada di atas meja. "Apakah aku harus mempelajari semuanya?" "Benar! Anda harus mempelajari semuanya Tuan Putri, kau harus menjadi Putri yang sempurna dari Andeleusia ketika pesta dansa Agresia," ucap Peri Leci dengan wajah menegas serius. Dirinya mendekati wajah Putri Ethelyn dengan tatapan terpana. "Pesta dansa? Seperti buku dongeng yang k****a, apakah itu buku dongeng seperti kisah Cinderella?" "Cinderella?" "Iya kisah Cinderella yang berada di dunia manusia, ketika jam 00.00 malam ia pergi lalu meninggalkan sepatu kacanya di istana, Pangeran menemukan dan akhirnya menikah," jawab Putri Ethelyn menjelaskan kepada Peri Leci. Mereka pun memasuki ruangan kamar. Ruangan kamar Putri Ethelyn sangat luas. Terdapat ruang tengah, ruang belajar bahkan ruang pemandian sendiri dan juga balkon sendiri. Raja Rederick sengaja memberikannya dengan kamar luas karena Putri Ethelyn sangat baru di Andeleusia dan Eloise. Putri Ethelyn berdiri dengan gaun lebarnya. Peri Leci menaruh beberapa buku untuk mengajarinya berjalan ala Putri Bangsawan. "Jalan dengan pundak yang agak menegak, d**a membusung lalu jalanlah dengan perlahan secara anggun. Menjadi Putri yang sangat menginspirasi banyak manusia nantinya di Agresia," celoteh Peri Leci dengan menaruh 10 buku diatas kepala Putri Ethelyn. "Ta-tapi ini?" Tak lama buku-buku tersebut terjatuh semua ketika keseimbangan Putri Ethelyn menghilang. "Tuan Putri lakukan lagi, anda harus bisa dalam kurun waktu satu minggu, dari mulai cara berjalan, membaca, duduk bahkan bercengkrama dengan para bangsawan lainnya," ujar Peri Leci dengan mengayunkan tongkat dengan penuh cahaya dan memakai kacamata layaknya seorang guru. "Ini sangat berlebihan, aku sungguh tidak sanggup jika harus berlatih berjalan hingga malam," jawab Putri Ethelyn dengan belajar berjalan diatas heels setinggi 10cm. Setelah lima jam berlatih berjalan, Putri Ethelyn pun bersandar di papan ranjang miliknya. Dengan bantalan lapis bulu angsa merileksasikan pundaknya dari rasa pegal yang menyeluruh, "Huah ... sungguh ini sangat rumit! Aku sudah tidak tahan. Kakiku pegal dan tumitku rasanya ingin duduk selama dua hari." Tok ... tok ... Suara pintu dari kamar Putri Ethelyn terdengar. Suara pengawal dari luar pun berteriak, Raja Rederick datang menjenguk Putri Ethelyn saat ini. "Ah, tubuhku pegal semua. Aku tidak bisa berdiri menyambut ayahanda," ucap Putri Ethelyn yang memaksakan diri untuk beranjak. Namun tubuhnya kembali terjatuh di atas ranjang miliknya karena rasa pegal dan lelah berlatih berjalan ala bangsawan. "Kenapa putriku tidak kelihatan ketika makan malam? Apakah dia baik-baik saja?" "Maafkan hamba Yang Mulia Raja. Akibat latihan seharian ini Tuan Putri kelelahan," ucap Peri Leci dengan tubuh yang membungkuk diatas meja sisi ranjang. Melihat kedua pelayan mengompres kedua kaki Putri Ethelyn membuat Raja marah dengan tatapan emosi. "Kalian membuat kakinya bengkak? Biarkan dia istirahat. Selama dua hari ia tidak di izinkan belajar," ucap Raja Rederick dengan membentak para pelayan. "Tapi Yang Mulia." "Tapi apa? Pesta dansa?" Peri Leci pun mengangguk ketika Raja Rederick membentaknya kembali. Raja hanya diam mematung dengan menghela napas panjang, "Dia masih sangat baru, dia tidak bersekolah di sekolah Kerajaan pun tidak masalah. Dia juga harus mempelajari Andeleusia dan Eloise dengan sangat matang." "Tidak Yang Mulia, hamba mohon Yang Mulia menarik kata-kata Yang Mulia. Pesta dansa ini sangat penting karena perkenalan para putri bangsawan seluruh dunia. Hamba mohon maafkan hamba," Peri Leci memohon kepada Raja Rederick saat ini dengan kedua tangan bersimpuh di hadapan Raja. "Ayah, Peri Leci benar. Jika memang aku belajar dan aku harus datang jika di undang, aku akan datang. Mohon ayah jangan memarahinya, ini hanya ototku yang kaget sementara. Lagipula aku sudah lama tidak berolah raga. Aku terkadang berpikir, kenapa wajahku sangat cantik ketika dewasa. Hatiku selalu merasa bahwa aku adalah jelmaan seorang Putri Kerajaan. Ternyata hatiku berkata benar dengan adanya sekarang ini. Ayah, Peri Leci tidak salah, lagipula ayah sudah memberikanku pakaian yang layak dan juga kehidupan enak sekarang. Aku memaafkan ayah jika dulu ayah meninggalkanku dan juga ibu. Tapi aku mohon ayah jangan memarahi Peri Leci, dia tidak salah," ucap Putri Ethelyn dengan nada memohon kepada Raja Rederick. Tatapan mata ini tatapan layaknya anak kecil yang manja. Ternyata Putri Ethelyn membuat haru Peri Leci dengan membelanya di hadapan Raja Rederick. "Ajari ia dengan sangat baik dan jangan menyiksanya lagi seperti ini, kau juga harus memiliki jadwal yang baik, Apa kau lapar? Jika lapar kau bisa meminta para pelayan untuk memberikanmu makan malam yang mewah. Ayah hanya tidak ingin melihatmu sakit, jadi tolong mengertilah sedikit perasaan ayah," balas Raja Rederick atas pembelaan Putri Ethelyn kepada Peri Leci. Raja Rederick pun meninggalkan Putri Ethelyn untuk kembali ke ruangan kamar. Suara pintu ruangan kamar tertutup, Peri Leci merasa bersalah kepada Putri Ethelyn. Namun Putri Ethelyn menenangkan Peri Leci yang saat ini menangis haru. "Sudahlah Peri Leci, kau sangat baik kepadaku. Jika kau salah, tolong bicaralah biar aku bicara kepada ayahanda," tutur Putri Ethelyn dengan tersenyum lembut melihat telapak tangannya. Peri Leci yang duduk dengan meronta diatas telapak tangan Ethelyn pun menangis. Dirinya tertolong dari kemarahan Raja Rederick kepadanya. Putri Ethelyn saat ini membantu Peri Leci dari rasa sedihnya. Menyanyikan sebuah lagu yang selalu ia nyanyikan bersama Ellena sedari kecil. Peri Leci tidak menyangka bahwa suara merdu Putri Ethelyn mampu membuatnya terlelap tidur. Suara nyanyian dari Putri Ethelyn pun terdengar di seluruh ruangan termasuk ruangan Raja Rederick. Telinganya mendengar suara nyanyian merdu dari Putri Ethelyn dengan merdu. Hingga suaranya berhenti, Raja Rederick pun memandangi pemandangan di jendela besar ruangan kerja. Pemandangan dengan Sungai Andeleusia yang mengalir indah. Langit berwarna hitam dengan bintang-bintang bersinar diatas langit. Hari sudah malam, sudah waktunya Raja beristirahat. Mendengar suara Putri Ethelyn membuat Raja keluar dari ruangan dan memasuki ruangan kamar. "Sudah sangat lama kedatangan Putri Ethelyn di tunggu oleh Kerajaan Eloise dan Andeleusia," Ucapnya dengan suara rendah dengan tatapan tenang.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN