Gwen membuka tas untuk meraih ponsel. Saat hendak menyalakan layar ponsel, keningnya mengernyit karena benda itu tak kunjung menyala. Sampai akhirnya Gwen teringat jika dia belum mengisi baterai selama beberapa hari dan mungkin baterai di ponselnya sudah habis. Wanita itu mendesah kasar lalu menyandarkan punggungnya pada jok mobil. Kali ini Gwen tidak tahu harus melakukan apa. Rasa pusing kembali menyerang kepalanya. Dia merasa frustasi karena bingung. Rumah dan kafenya dia jual demi pria yang sudah membunuh ibunya. "Bodoh!" Gwen memukul kepalanya berulang kali. "Seharusnya kau jangan mempercayai orang asing!" gerutu Gwen saat penyesalan menyelimuti hatinya. Gwen memalingkan kepalanya. Kini pandangannya tertuju pada jalanan kota yang tampak ramai. Melihat keramaian membuat Gwen semak