Camilla membuka matanya, ia merasakan tubuh dan kepalanya begitu sakit. Wanita itu menatap langit-langit ruangan, ia mencoba untuk menormalkan perasaannya sendiri. Hanya ada warna putih di atas sana, lampu utama yang menjadi pemenang sudah tak menyala, belum lagi tirai pada jendela besar masih tertutup. Camilla merasa jenuh, ia mencoba untuk bergerak dan segera berhenti. Ada yang aneh sekarang, seseorang sedang memeluknya. Camilla tidak merasa resah, ia malah berpikir jika pelukan itu membuat dirinya tenang. Rasanya sangat nyaman dan juga hangat, sangat berbeda dari hari-hari biasa saat ia terbangun bersama pria-pria tak dikenal. Setelah berpikir cukup lama, Camilla mengutuk dirinya sendiri. Dirinya hampir lupa jika beberapa hari lalu sudah menikah, dan kini ia sedang di tem