BAB 04. Tak Ada Otak!

1068 Kata
Dean pagi-pagi sudah berada di rumah Celine. Mau mengajak gadis itu untuk jalan bersama menitih masa depan yang cerah dan merebut hati gadis itu. Dean tersenyum geli dengan pemikirannya itu. bisa-bisanya dia memikirkan hal konyol seperti itu. Celin melihat pada Dean dengan menopan dagu. “Lo ngapain ke sini? Rumah gue nggak nerima penampungan untuk orang makan dan sarapan di sini!” ucap Celine jengah menatap orang yang akan dijodohkan dengannya. Mana emak dan bapaknya kemarin lagaknya ke luar negeri buat bulan madu. Sudah tua nggak sadar diri! Pakai acara bulan madu. Mending di rumah dan jaga anak di rumah. Dan kasih Celine perhatian yang melimpah dan uang yang banyak untuk kabur dari Negara ini ke Negara yang tidak ditemui oleh Dean. Dean mengulum senyumnya. “Kamu bisa masak? Aku pengen cicipi masakan calon istriku,” kata Dean melihat pada Celine dengan tatapan lembutnya. Berharap Celine mau masak untuk dirinya. Dia suka perempuan pandai masak. Tapi, dia tidak akan menjadikan perempuan itu babu di rumahnya. Dia hanya ingin mencicipi masakan istrinya sesekali nantinya. Dan duduk berdua sambil bercerita banyak hal. Bayangan sederhana dari Dean. Dan mudahan akan terwujud dari dia menerima Celine sebagai orang yang akan dijodohkan dengannya. Celine yang mendengar pertanyaan dari Dean tertawa kecil. Masak katanya? Nama bumbu dapur saja dia tidak tahu! Bagaimana bisa dia masak! Setelahnya Celine menyungingkan senyuman sinis. Ini bisa menjadi alasannya untuk terbebas dari jodohan tidak masuk akal ini. “Nggak bisa! Dan gue nggak pernah masak! Nama bumbu dapur aja gue nggak tahu! Kalau lo cari bini bisa masak. Lebih baik lo nikahin Chef deh! Dijamin tiap hari dia masakin lo!” Celine berujar santai dan beranjak dari tempat duduknya. Mau kembali rebahan di dalam kamarnya sambil mendengarkan lagu-lagu dari ayang-ayangnya. Dibanding melihat wajah Dean terus. Celine itu tidak terpikat dengan wajah tampan dan kekayaan yang dimiliki oleh Dean. Karena dia sudah melihat cowok lebih tampan daripada Dean. Dean melihat Celine pergi. Langsung menarik tangan gadis itu, sehingga Celine terduduk di sampingnya. Celine terkejut, berusaha untuk melepaskan diri dari Dean yang memeluk pinggangnya dan mengapit tubuh Celine. “Lepas anjing!” ucap Celine kasar. Dean yang mendengar ucapan Celine, langsung mengurung gadis itu di bawahnya. Selama ini, tidak ada yang pernah berani berkata kasar pada dirinya. Dean membelai wajah Celine yang sangat cantik sekali. Namun sayang. Gadis itu tidak terpikat padanya. Dan malah terus mengumpat dan berkata kasar padanya. Padahal selama ini, tidak ada yang berani menolak pesona Dean. Banyak wanita di luaran sana melemparkan diri padanya. Dan menjadi teman semalamnya. Dean membelai bibir Celine. Bibir gadis ini sungguh menggoda, bagaimana merah mudanya dan minta untuk dicium. “Kau sangat cantik sekali. Aku mau melumat bibirmu boleh?” tanya Dean tergoda untuk melumat bibir Celine. Celine menggeleng dan mendorong tubuh Dean sekuat tenaga untuk menyingkir dari atasnya. Dia tidak mau pria itu mengambil ciuman pertamanya. Bibir Celine dan yang lainnya hanya milik suaminya kelak. Dan tidak akan menjadi milik Dean—yang masih dijodohkan dengannya belum menjadi suaminya. “Tidak mau! Gue nggak akan mau nyerahin diri gue sama cowok yang bukan suami gue!” ucap Celine menendang lutut Dean, membuat Dean langsung menyingkir dan meringis sakit ketika lututnya ditendang oleh singa betina ini. “Sialan! Lo bar-bar banget jadi cewek!” ucap Dean menatap tajam pada Celine. Celine tertawa kecil dan mengangguk. “Emang! Kenapa? Lo mau batalin perjodohan ini? Batalin aja! Gue senang kalau perjodohan ini batal! Gue nggak mau nikah sama cowok m***m kayak lo!” tunjuk Celine dan kembali akan menjauh dari ruang tengah meninggalkan Dean. Dean kembali menarik tangan Celine. Kali ini tidak menyuruh gadis itu untuk duduk di sampingnya. Dia mau ajak Celine bersama dengannya. Kalau dibiarkan dia berduaan di dalam rumah bersama dengan Celine terus, jangan salahkan dirinya, kalau dia akan berbuat hal macam-macam dengan gadis itu. “Woy! Lo mau bawa gue kemana b*****t?!” teriak Celine ntah mau dibawa kemana oleh Dean—si pria c***l ini! Dean menyuruh Celine masuk ke dalam mobilnya. Dengan terpaksa Celine menuruti apa yang diinginkan oleh Dean. Padahal Celine sudah membayangkan dia akan rebahan dan banyak cemilan di dalam kamarnya. Tapi, si b*****t ini malah menariknya pergi dan ntah mau dibawa kemana. “Kita mau kemana? Gue mau tiduran! Nggak mau ikut sama lo!” ucap Celine gemas dengan kelakuan Dean. Dean yang mendengar itu mendengkus. “Kamu temanin aku makan!” ucap Dean. Celine menepuk jidatnya. “Kalau lo cuman pengen makan! Ya di rumah gue banyak sambal dan nasi. Dan Mbak tadi pagi juga masak!” ucap Celine gemas. Bunuh orang dosa nggak sih? Dean menatap datar pada Celine. “Bukan kamu yang masak. Aku mau makan masakan kamu. Tapi, karena kamu nggak bisa masak, aku mau kita makan di laur,” ucap Dean terlalu banyak bicara semenjak bertemu dengan Celine. Dan dia menjadi pria yang super sabar dan tabah menghadapi kelakuan Celine seperti ini. Padahal dia termasuk orang yang nggak sabaran dan selalu memberi pelajaran pada orang yang berkata kasar padanya dan tidak bisa diam. Celine mencibir. “Gue nyesal dijodohin kayak begini. Banyak yang mau sama gue. Dan lebih baik gue nerima perjodohan sama Mario kemarin. Daripada sama lo yang kelakuannya macam setan dan merusak ketenangan gue! Kalau dijodohin sama Mario, ketenangan gue masih terjaga. Soalnya dia nggak akan ganggu gue. Malah lebih ganggu pacar cowok dia!” ucap Celine, lebih memilih dijodohkan dengan lelaki mempunyai penyimpangan seksual dibanding bersama Dean. “Kamu mau nikah sama gay? Serius? Kamu nggak akan bisa merasakan bagaimana benda berurat panjang dan besar masuk ke dalam lubang kamu, yang buat kamu mendesah kenikmatan,” Dean berkata vulgar membuat Celine mengerjapkan matanya beberapa kali. Celine membayangkan film porno yang ditonton olehnya. Dan dirinya segera menggeleng. Ya Tuhan! Jagalah kesucian Celine. Kenapa dia harus terjebak dengan laki-laki tak memiliki otak seperti Dean ini? “Sialan! Lo ngomong apa b*****t! Gue nggak mau dengar kayak gitu lagi!” ucap Celine menaik turunkan napasnya. Dia tidak mau Dean berkata lebih dari ini, yang membuat kegadisannya bisa hilang kalau terlalu lama bersama dengan Dean. Dean tertawa kecil dan mengusap rambut Celine lembut. “Kalau kita sudah menikah. Kamu akan rasain bagaimana milikku masuk ke dalam milik kamu, dan buat kamu mendesah kenikmatan dan akan ketagihan,” ujar Dean mengedipkan sebelah matanya menggoda Celine. Celine mendelik memilih untuk melihat ke luar dan tidak membalas perkataan Dean lagi. Yang akan membuat dirinya semakin kesal dengan apa yang dikatakan oleh pria itu.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN