Bab 08 - Terpenting Kencan

1015 Kata
Dean berdiri di depan rumah Celine dengan mengedipkan sebelah matanya pada gadis itu, dirinya menggoda Celine, membuat Celine mau mual melihatnya. Kenapa juga pria m***m ini ke sini? Dia mau menolak Dean. Tidak mau menikah pokoknya! Dia mau melajang sampai dirinya puas dan tidak akan memikirkan yang namanya pernikahan! “Kenapa kau kemari? Mau minta sumbangan atau mau kasih tiga ratus juta lagi?” tanyanya tidak ada akhlak. Dean mendengarnya tersenyum kecil dan menggeleng. “Aku mau ngajakin kamu jalan. Kamu harus mau! Aku sudah izin sama orang tua kamu, dan mereka tentunya mengizinkan.” Dean menarik tangan Celine untuk masuk ke dalam mobilnya. Celine meronta, dirinya tidak memakai pakaian yang layak keluar dari dalam rumah, dia hanya memakai piyama yanjg bergambar kartun favoritnya. Kurang ajar sekali pria ini! Dia dengan seenak jidat membawa Celine pergi. “Aku tidak mau pergi! Buka pintu mobilnya sialan!” ucapnya meronta dan berusaha untuk membuka pintu mobhil. Namun tidak bisa, dia menatap pada Dean yang tersenyum sinis, dan pria itu mulai melajukan mobilnya membelah jalanan. “Hei! Kau mau bhawa kemana aku? Kau culik dan bunuh aku dan organ tubuhku kau jual?!” tanya Celine sungguh berlebihan sekali. Kalau memang Dean ingin membunuh dan menjual organ Celine sudah dari kemarin dirinya melakukan itu. “Kau berlebihan sekali, kalau aku ingin melakukannya. Aku sudah dari kemarin melakukannya, sekarang turun. Aku ingin membelikanmu pakaian yang layak. Malu diriku melihat calon istriku pergi dengan keadaan gembel seperti ini!” ucap Dean keluar dari dalam mobil. Celine mendengarnya mengepalkan tangannya, dan ingin meninju wajah tampan dan sombong milik pria itu seperti sekarang dia sudah memasuki salah satu butik. Celine hanya menguap dan berjalan menuju sofa dan duduk di sana, tanpa ingin memilih pakaian yang dipakai oleh dirinya. Dia ingin kembali pulang, dan tidak mau kemanapun. Kasurnya, VCD Korea-nya, Drama Korea-nya. Dan segala macam yang dia tinggalkan tadi membuat dirinya menangis, dan ingin berlari dari sini menuju ke rumahnya. Dasar lelaki pemaksa tak tahu diuntung. “Cobalah!” Dean memberikan satu dress berwarna biri tua pada Celine dan panjangnya hanya selutut. Dengan malas Celine mengambil dress itu dan masuk ke dalam ruang ganti. Dirinya mengganti pakaiannya dengan cepat. Dan melihat dress itu yang terpasang di tubuhnya dengan pas sekali. Wah! Memang pilihan Dean sangat bagus sekali. Oke. Dia tidak boleh memuji pria itu berlebihan, yang akan membuat pria itu besar kepala dan akan semakin mengganggu hidup tenang seorang Celine—yang terkenal malasan dan juga pengangguran yang banyak duit. Celine keluar dari ruang ganti, dan menatap Dean dengan tatapan malasnya, dan dengan gaya lesuhnya dia memutar dan mengembangkan dress-nya. Dean menilai penampilan Celine dan mengangguk. “Bagus! Sekarang kita ke salon. Rambutmu ini seperti rambut orang gila saja!” hina Dean dan menarik tangan Celine untuk menuju salon yang ada di samping butik ini. “Rapikan rambutnya dan pakaikan make up tipis!” ucap Dean dan menunggu di sofa sambil memainkan ponselnya. Para pegawai salon mengangguk, dan menyuruh Celine untuk ikut dengan mereka. Mereka mulai merapikan rambut Celine dan memberikan make up yang natural, namun membuat Celine kelihatan cantik. Ya. Celine itu memang sudah cantik. Dia tidak perlu dipoles terlalu berlebihan. Hampir tiga jam, akhirnya selesai juga, dan Celine bisa tidur dan mengerjapkan matanya perlahan. Melihat wajahnya di cermin. Dia tersenyum sombong. Memang dia cantik sekali, dan membuat para pria akan terpesona pada dirinya. “Sudah! Dan kau sekarang mau membawa aku kemana?” tanyanya tanpa minat. Kalau bisa bawa dirinya pulang ke rumah, dan jangan di sini terus. Dia tidak mau kemana-mana dan mau di rumah saja menikmati harinya yang banyak memiliki tontonan yang harus dia tonton. “Kau diam saja, dan aku akan membawa dirimu ke tempat yang menjadi kencan kita,” ucap Dean dan menarik tangan Celine dan membawanya keluar dari dalam salon. Celine mengikuti langkah Dean dengan malas, dia tidak mau pergi sebenarnya, dan kenapa dirinya harus ada di sini sedangkan di rumah sangat nyaman sekali. Tapi, orang tuanya yang menjual anaknya pada pria ini, membuat Celine akan kena marah kalau pulang ke rumah. Ya. Orang tuanya paling berharap Dean menikah dengan Celine. Padahal Celine tidak mau menikah, dan mau menemani orang tuanya terus. Dan dia itu bukan tipe beban keluarga kali. Walaupun dia pengangguran, tapi dia masih bekerja online di rumah. Dan rencananya bulan depan dia mau nonton konser. “Kamu kenapa diam aja? Kamu nggak perlu takut. Paling aku cuman jual kamu, karena kamu kayaknya menguntungkan sekali,” kata Reivant mengedipkan sebelah matanya menggoda Celine. Celine mendengkus. “Sialan! Antarin gue pulang! Gue nggak mau kencan ama lo!” ucapnya menolak untuk pergi kencan. “Seratus juta!” “Huh?” tanya Celine bingung. “Seratus juta bayaran kamu mau kencan sama aku hari ini. Atau mau ditambah? Baik, dua ratus juta. Dan kamu jangan berisik lagi, dan ikuti kemanapun aku pergi,” kata Dean tidak mau mendengar celotehan dari Celine kembali. Celine tersenyum namun sedetik kemudian dia baru sadar, kalau dirinya dibayar untuk kencan dengan pria itu. Maka dirinya akan juga melayani pria itu? Tidak! Dia nggak mau pokoknya. Dia masih mau menjadi perawan sampai dia menikah. “Aku nggak akan perkosa kamu. Kamu tetap akan perawan. Kamu tenang saja,” ucap Dean tanpa melihat ke arah Celine, dan fokus ke jalanan yang ada di depannya. Celine mengangguk, dan mengeluarkan ponselnya yang untung saja dibawa oleh dirinya tadi, kalau saja ponselnya tertinggal di rumah, dia tidak tahu harus melakukan apa untuk menyibukkan dirinya dari pria sialan ini. Demi uang dua ratus juta! Mari kalem Celine, dan jangan membantah ucapan pria ini dan jangan mengomel. Kau harus menjadi gadis yang baik, dan bayangkan dirimu setelah ini menerima uang dua ratus juta dan kau bisa membeli ini dan itu dengan uang tersebut. Dean mengulum senyumnya, tidak apa dirinya harus kehilangan dua ratus juta. Yang terpenting bisa kencan dengan Celine. Dan uang sebanyak itu bukan apa-apa baginya. Hanya perlu mengedipkan sebelah matanya saja, dia sudah mendapatkan lebih dari uang yang akan diberikan oleh dirinya untul Celine. Yang terpenting kencan bersama dengan Celine. Dan dia akan menyenangkan gadis itu hari ini, sehingga Celine jatuh hati padanya dan mau menerima dirinya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN