Firs Time

1009 Kata
Bruakkk!!! Tiba-tiba pintu terbuka dengan kerasnya. Yang mengharuskan Frans menghentikan aktifitasnya di depan laptopnya. "Maaf Pak. Nona ini, tiba tiba dia memaksa masuk ke ruangan Bapak, padahal tadi saya sudah bilang, kalau Bapak sangat sibuk. Maaf, sekali lagi maaf Pak," kata Riska yang tak lain adalah sekertaris pribadi Frans. "Baiklah, kamu boleh keluar," kata Frans kepada sekertarisnya. "Ada yang bisa saya bantu?!" tanya Frans dengan ketusnya tanpa memperhatikan gadis tersebut dengan seksama. "Oh, jadi ini? pimpinan sekaligus pemilik Adiguna Group yang sombong itu," jawab gadis itu tak kalah ketusnya. "Hei Nona! jaga bicaramu, Anda tidak tau sedang berbicara dengan siapa? " ucap Frans dengan kesalnya. "Hei! dengerin saya ya. Tuan Frans Adiguna yang terhormat. Perkenalkan nama saya Andin Permana. Putri dari pemilik Permana Company," jawab Andin yang tak kalah ketusnya. Mau tak mau Frans memperhatikan Andin dengan seksama dari kepala hingga ujung kaki, dalam hati Ia bergumam, " Apa benar ... gadis ini putri dari pemilik Permana Company. Tapi, kenapa penampilannya seksi banget kayak gini?." "Hei! ngapain kamu ngeliatin aku kayak gitu. atau, jangan jangan kamu naksir sama aku ya?" tanya Andin dengan songongnya. "Whattt !! naksir? sama cewek model kayak kamu. Hei Nona, dengerin ya, kamu tuh bukan tipe aku banget. Jadi jangan kepedean," jawab Frans dengan kesalnya. "Sekarang katakan. Apa tujuan kamu datang ke ruangan ku tanpa permisi," tanya Frans. "Aku hanya ingin tau, apa alasannya Anda membatalkan kerjasama kita secara sepihak," tanya Andin tanpa basa basi. "Oh ... jadi Anda datang kesini hanya untuk membicarakan kerjasama kita yang sempat tertunda?" jawab Frans dengan Santainya "Apa? kamu bilang, sempat tertunda? bukanya kamu sendiri yang membatalkan proyek tersebut?" tanya Andin. "Maaf Nona Andin. Sepertinya Anda salah informasi , kami tidak membatalkan proyek tersebut, tapi kami menundanya karena banyak pertimbangan," jawab Frans dengan serius. "Apa?! tapi, Jaya Group mengatakan kepada kami kalau Anda sudah menghentikan proyek tersebut tanpa pemberitauan kapada perusahaan kami," jawab Andin. "Jaya Group? tentu saja. Karena mereka adalah pesaing kami, sudah tentu mereka ingin menjatuhkan kami, kalau Anda tidak percaya ini berkasnya, silahkan Anda pelajari dengan seksama," Ucap Frans sambil menyerahkan berkas tersebut. "Baiklah saya pegang kata kata Anda. Semoga semua benar adanya," ucap Andin. "Anda boleh pegang kata kata saya, baiklah ... saya rasa ini semua sudah cukup. Anda boleh pergi meninggalkan ruangan saya," Ucap Frans lebih lembut. "Tunggu sebentar, maksudnya? kamu ngusir aku gitu?" tanya Andin sambil mendekatkan wajah nya tepat didepan wajah Frans. "Kamu! dasar cewek bar bar," ucap Frans dengan wajah agak memerah, karena terkejut dengan keberanian Andin yang tiba-tiba mendekatkan wajahnya tepat di wajahnya. Andin yang mendengar ejekan boss muda itu bukannya tersinggung, dia malah merasa tertantang untuk mengerjai Frans lebih." Dengerin aku ya Ganteng. Aku bisa menjadi lebih dari sekedar rekan bisnis," Ucap Andin sambil menarik dasi Frans sehingga jarak mereka menjadi lebih dekat. "Kamu! minggir.Dasar bar-bar," ucap Frans sambil mendorong tubuh Andin. Sialnya Andin yang masih memegang dasi Frans tidak bisa mengimbangi tubuhnya yang oleng kebelakang, dengan refleksnya Frans memegangi tubuh mungil itu, sehingga menyebabkan dia ikut terjatuh dengan menindih tubuh mungil Andin. Kini wajah mereka begitu dekatnya bahkan hanya jarak beberapa inci. "Cantik ...," gumam Frans dalam hati, sambil memandangi wajah Andin yang tepat berada di bawah nya." Ehemm!!! " Tiba tiba suara deheman seseorang mengagetkan mereka berdua. "Riska!!! apa apaan kamu.Ikut ikutan main nyelonong aja, emang mau, kamu langsung saya pecat?" ucap Frans dengan kesalnya sambil berusaha berdiri . "Maaf pak, dari tadi pintu kan tidak di tutup. Saya juga sudah mengetuk pintu dari tadi, tapi bapak asik berpelukan sama mbaknya," jawab Riska benar adanya. "Diam!! Riska. ini tidak seperti apa yang kamu lihat, ini cuman kecelakaan," ucap Frans dengan wajah memerah. "Apa yang mbak lihat benar kok ," Jawab Andin yang sudah berdiri di belakang Frans. Mendengar jawaban Andin Frans menoleh ke arah Andin sambil melotot. "Kamu itu, benar benar ya ...," ucap Frans dengan geramnya. Riska yang melihat tingkah bos mudanya yang tak seperti biasanya hanya cengar cengir melihat kekonyolan Andin. "Apa!! kamu pengin saya pecat sekarang juga," ucap Frans kepada Riska dengan kesalnya. "Eh, oh ... nggak kok Pak, saya percaya kok Bapak nggak ngapa ngapain Mbak nya," ucap Riska. Andin yang melihat tingkah frans semakin tertantang untuk mengerjainya, baginya Frans berbeda dengan cowok yang sering ia jumpai, Frans terlalu cuek untuk gadis secantik Andin, karena biasanya laki laki yang dia temui selalu mengagumi wajah dan tubuhnya, tapi Frans beda dengan yang lainnya, dia tidak peduli dengan kecantikan dan tubuh indahnya Andin. Itulah yang membuat Andin semakin penasaran dengan sosok Frans. "Oh ya, ada keperluan apa kamu Ris?" tanya Frans kepada Riska. "Eh ... itu Pak, tadi mbak Nisa telepon, kalau Bapak suruh menjemput mbak Nisa di rumahnya " ucap Riska. "Nisa ...? kenapa kamu nggak bilang dari tadi," ucap Frans. "Lah, Bapak kan dari tadi ada tamu ... ," ucap Riska. "Oh ya, Nona Andin kamu boleh keluar dari ruangan saya," ucap Frans kepada Andin dengan kesalnya. "Tentu saja Sayang, lain kali kita sambung lagi acara peluk pelukannya ya ... ," ucap Andin sambil berlalu dari hadapan Frans. "Andin Permana ...!!!!" teriak Frans dengan lantangnya. "Pak boss kamu itu lucu dan nggemesin," bisik Andin tepat di telinga Riska, Riska terkikik mendengar bisikan Andin sambil menutup mulutnya. "Apa...?!" bentak Frans kepada Riska. "Keluar sekarang kalian dari ruangan saya!" perintah Frans. Setelah kepergian Andin dari ruangannya, Frans masih tidak percaya dengan tingkah laku Andin yang begitu berani dan urakan. Dia tidak habis pikir kenapa seorang pewaris Permana Company bisa bertingkah seperti cewek bar. Riska masih tidak percaya dengan kekonyolan Andin, seumur umur baru bossnya kehabisan kata kata di depan cewek konyol seperti Andin, menurutnya walaupun berpenampilan seksi, tapi kelihatannya Andin bukan wanita m*rahan atau wanita nakal seperti pacar bossnya yang bermuka dua. Menurutnya, bos mudanya lebih cocok dengan Andin daripada Nisa. Riska masih cekikikan di depan komputernya mengingat kejadian tadi, tanpa dia sadari seseorang sudah berdiri di hadapannya. "Bapak...?" ucap Riska yang menyadari siapa yang berdiri dihadapan nya. "Kamu mau sampai kapan cengengesan kayak gitu? awas kalau sampai ada yang tau, aku pecat kamu." Ancam Frans kepada Riska. "Siap Bos!"jawab Riska sambil mengacungkan jempolnya. .
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN