Cantik....!!

1009 Kata
Andin memalingkan tubuhnya untuk membelakangi Frans, gadis itu sungguh membenci laki-laki yang ada disampingnya, yang tak lain adalah suaminya, Frans melihat tubuh Andin dari belakang, tiba-tiba saja ada sesuatu yang mengeras di bawah sana, pria itu teringat kelakuannya tadi malam kepada istrinya, bahkan dalam hati dia mengumpat, dia tidak boleh tergoda dengan perempuan yang ada di sampingnya, baik Frans maupun Andin tidak ingin menyapa satu sama lain, beberapa detik kemudian lift yang mereka naiki sudah sampai di lantai paling atas gedung itu, begitu pintu lift terbuka, Andin segera keluar dari lift itu tanpa menoleh ke arah suaminya yang berdiri mematung, Frans segera menyusul Andin ke luar dari lift itu, mereka berdua berjalan beriringan, para karyawati yang ada di situ, terpana melihat kegantengan Frans yang berjalan di belakang Andin, Andin yang melihat ekspresi para pegawai wanitanya, hanya geleng geleng. "Hei Bar-Bar! ruangan Papa Mertua di mana sih?" Akhirnya, Frans memulai pembicaraan diantara mereka.Tapi bukannya menjawab pertanyaan Frans, Andin terus berjalan menuju ruangan papanya, tanpa menghiraukan Frans yang dibuat keki olehnya. "Hai Sayang, ada apa?" mendengar Frans bicara seperti itu, Andin menghentikan langkah kakinya, dia menoleh ke arah Frans, ternyata Frans sedang berbicara di ponselnya dengan seseorang di sebrang sana. "Keterlaluan, dasar play boy cap odong odong!" gerutu Andin, sungguh pria yang menyebalkan, kalau dia mengharapkan gadis lain, kenapa tadi malam dia sampai memperlakukannya seperti itu, itulah yang membuat Andin sangat marah.Jujur, itu pertama kalinya seorang pria menjamah tubuhnya sampai dia benar-benar toples. Karena geram, Andin berjalan ke arah Frans, gadis itu mendekati suaminya yang asik berbicara begitu mesranya dengan seseorang, setelah sampai di depan Frans, Andin berhenti, Frans menutup teleponnya sebentar. "Ada apa?" Andin diam, tanpa menunggu aba-aba, Andin menginjak kaki Frans dengan kerasnya, Frans langsung mengangkat kakinya yang terasa sakit sekali. "Andin! apa-apaan kamu itu!" Frans merasa jengkel dengan tingkah Andin, tapi Andin tidak peduli, tanpa rasa bersalah, dia pergi meninggalkan Frans yang masih memegangi kakinya yang terasa sakit. "Rasain!" ucap Andin, sambil berlalu di hadapan Frans. Andin sudah sampai di depan ruangan papanya, yang diikuti Frans dari belakang. "Hai, pengantin baru. Bukannya hari ini kalian pergi bulan madu ke Eropa?" tanya Hendra kepada putri dan menantunya. "Bulan madunya kita tunda dulu,Pa. Lagian proyek kita sudah tertunda," terang Frans kepada Papa mertuanya. "Oh ya, betul juga kamu Frans. Hai ... kenapa putri Papa jadi pendiam sekarang, sudah diapain kamu sama Frans," goda Hendra kepada Andin. "Namanya juga pengantin baru Pa, pasti banyak hal yang kita lakuin dong Pa. Iya 'kan Sayang ..." Tiba-tiba saja Frans merengkuh pundak Andin. Wajah gadis itu tersipu malu, membuat wajahnya merah padam seperti tomat, Frans merasa lucu melihat ekspresi Andin yang malu-malu, padahal biasanya gadis itu terlihat tenang setiap menghadapi masalah apapun. "Jangan lupa, kasih papa cucu yang lucu," ucap Hendra sambil tersenyum. Mendengar ucapan papanya yang seperti itu, wajah Andin semakin merah mengingat kejadian tadi malam. "Andin ke belakang dulu Pa ..." Andin sudah tidak tahan lagi mendengar gurauan antara papa dan suaminya, yang membuatnya semakin malu. "Eh tunggu Sayang, kebetulan kalian di sini, sekalian aja kalian hadiri meeting di hotelnya Frans, kalian berangkat aja bareng ke sananya," saran Hendra kepada putri dan menantunya. "Boleh banget itu Pa!" timpal Frans "Ya, udah. Sana berangkat sebelum terlambat, papa yakin para investor sudah datang ke sana." "Ya, udah. Andin berangkat dulu ya Pa." Setelah berpamitan kepada papanya, Andin segera pergi bersama Frans yang masih merangkulnya, para pegawai di situ merasa heran, kenapa pria ganteng itu memeluk anak bossnya, karena yang mereka tau Andin masih single. "Lepasin aku, b******k!!" ucap Andin sembari menghempaskan tangan Frans, setelah sampai di dalam Lift. Bukannya melepas Andin, tapi pria itu merengkuh pinggang Andin dengan kasarnya, sehingga kini gadis itu berhadapan dengannya yang hanya berjarak beberapa inci, tanpa berpikir panjang Frans melumat bibir Andin dengan rakusnya, Andin berusaha memberontak. Tapi sialnya pria itu terlalu kuat, sehingga usahanya sia-sia. Padahal, selama ini dia tidak kewalahan melawan segerombolan preman yang mencari gara gara dengan dirinya, tapi kali ini pria yang sedang melumat bibirnya, terlalu kuat. Andin berusaha sekuat tenaga untuk menahan air matanya supaya tidak menetes, semakin dia memberontak. Frans semakin kasar menciumnya, bahkan kini pria itu mulai menciumi leher Andin, tangan satunya meremas kasar b****g gadis itu, nafasnya memburu, Andin sudah tidak mampu menahan air matanya lagi. Andin mendorong kasar tubuh kekar Frans. Menatap penuh kebencian kearah Frans. Baru kali ini, seseorang benar-benar bertindak diluar batas kepadanya. Andin benar-benar sangat membenci Frans. Plak! Andin menampar Frans, Frans mengusap pipinya yang terasa panas akibat tamparan Andin. "Siapa kamu! Frans Adiguna, tau apa kamu tentang aku, kamu pikir, semua itu akan mempengaruhi aku? cari saja wanita di luar sana untuk melayani nafsumu. Kamu bisa membayar mereka dengan uangmu," ucap Andin penuh emosi.Tanpa mereka sadari pintu lift sudah terbuka, banyak pasang mata yang merasa heran dengan keadaan mereka, rambut Andin berantakan, sedangkan kancing baju Frans terlepas akibat Andin yang berontak, sudah pasti orang yang di situ berpikir yang macam-macam, tentang mereka berdua. Andin menatap tajam kearah mereka, pura-pura pasang muka garangnya. "Ada apa dengan kalian, kembali bekerja!" bentak Andin untuk menutupi rasa gugupnya, kemudian gadis itu merapikan kembali rambutnya, para pegawainya segera kembali bekerja, walau bagaimanapun dia tidak ingin berurusan dengan anak bossnya, yang bisa berbuat seenaknya jika hatinya sedang kacau, Andin segera berlari ke tempat parkiran dengan meninggalkan Frans yang masih merasa jengkel dengan kata-kata Andin. "Apa dia pikir, aku ini lelaki hidung belang yang dengan mudahnya meniduri cewek, yabg benar saja, dasar cewek sinting!" maki Frans. Nggak pengin kehilangan jejak Andin, Frans berlari ke arah parkiran. Ternyata kosong, Andin sudah pergi dari sana. "Ahhh, sial! kemana perginya dia? benar-benar merepotkan! awas saja kalau ketemu." Frans menyeringai. Berjalan menuju mobil sportnya terparkir, nggak butuh waktu lama, Frans sudah masuk ke dalam mobilnya. Meskipun dengan keadaan yang jengkel luar biasa, dan tentunya ada sedikit rasa cemas, Frans mengendarai mobil sportnya, melajukan mobilnya menembus jalanan kota yang cukup padat. Meskipun dalam keadaan cukup kesal, Frans khawatir juga dengan Andin. Takut saja terjadi sesuatu dengan Andin, mengingat Andin terlihat sangat kesal dengan dirinya. Baru kali ini, dia bertemu dengan seorang gadis yang sangat keras kepala seperti Andin.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN