BAB 13 : KECEMBURUAN AMBALIKA

1528 Kata
SELAMAT MEMBACA  *** Setelah seharian pergi Bersama Rehan, Dita kembali kekamarnya. “Mas jangan masuk, sampai sini aja ngantarnya.” Dita menahan Rehan yang sudah ingin ikut masuk kedalam kamarnya. “Kenapa?” “Didalam ada Lala sama Lili Mas.” “Mas bisa pesankan kamar lain untuk kamu Be.” “Tidak perlu, besok kan sudah pulang. Sana Mas juga balik kekamar. Istirahat pasti Lelah seharian nemani aku jalan-jalan.” “Yasudah Mas kamu langsung istirahat ya Sayang, jangan kemana-mana lagi. Ajak teman-teman mu besok sarapan Bersama dibawah. Mas mau ketemu mereka…” “Iya.” Setelah itu Rehan pergi, Dita langsung masuk kedalam kamar. Ceklek … Didalam kamar ternyata Lali dan Lili sudah duduk manis di sofa menunggu kedatang Dita. “Hemmm yang jalan sama pacarnya, temannya di tinggal seharian.” Lala berkata dengan nada menyindir untuk Dita. “Hehehe Maaf ya,” Dita hanya cengengesan. “Jadi kenapa dia ada disini Ta?” “Ada kerjaan,” Jawab Dita singkat. “Kenapa kebetulan, pas ada kita disini dia juga disini?” “Ini resort nya dia, ya mana tau kalau ketemu disini.” Jawab Dita denga santainya. “Heran aku, dia itu sekaya apa. Sampai resort seperti ini punyanya dia.” Lili berguman pelan. “Dia punya resort lain di Bali, selain disini.” “Beneran dapat durian runtuh kamu Ta. Kasian banget si Rehan, dapat musibah jatuh pacaran sama kamu.” “b*****t…” setelah mengumpat, Dita langsung masuk kedalam kamar mandi, karena tubuhnya sudah sangat lengket seharian bermain di pantai. “Hahahaha…” Sayup-sayup dari dalam kamar mandi, Dita dapat mendengar tawa kedua sahabatnya itu. *** Dita dan kedua sahabat kembarnya turun ke restoran untuk sarapan bersama Rehan. Dari kejauhan Dita sudah dapat melihat Rehan yang duduk rapi bersama seorang pria yang Dita tau bernama Erik sekertaris Rehan. “Mas sudah lama menunggu? Maaf ya kami lama baru datang. Kenalkan ini Lala dan Lili sahabat ku.” Dita menyapa Rehan dan mengenalkan sahabatnya kepada Rehan. “Saya Lala …” “Saya Lili…” Lala dan Lili bergantian memperkenalkan diri mereka dan bersalam dengan Rehan. “Rehan.” Rehan hanya menyebutkan Namanya kemudian fokus kembali dengan tablet. Membuat Lala dan Lili sedikit kesal karena sikap Rehan yang terkesan dingin dan tidak ramah. “Sebaiknya kalian segera memesan makanan.” Erik memberikan buku menu kepada Dita dan disambut antusias olehnya. “Kamu sudah Mas pesankan.” Mendengar ucapan Rehan, Dita memberikan buku menu tersebut kepada kedua sahabatnya. Dita dan kedua sahabat kembarnya mengobrol kecil, membahas rencana mereka hari ini sebelum pulang sedangkan Rehan dan Erik sibuk dengan masing masing tablet di tangan mereka sambil menunggu menu sarapan datang. “Rara menelpon Bos…”  Tiba-tiba Erik, memperlihatkan layar ponselnya kepada Rehan. Rehan melihat panggilan video yang masuk dari adiknya merasa sedikit curiga namun tetap mengangkatnya. “Ayo temani Rara belanja …” Suara Rara terdengar menyapa dengan cerianya dari seberang sana. Membuat Dita yang tengah mengobrol bersama Lala dan Lili beralih memperhatikan Rehan karena penasaran dengan perempuan yang melepon itu. “Abang sibuk Sayang, nanti tunggu Abang pulang…” “Katanya Abang pergi ke Bali sama siapa?” Mendengar pertanyaan dari perempuan yang tidak tau siapa itu, Dita penasaran dengan jawaban Rehan. “Berdua dengan Erik.” Jawab Rehan dengan santainya. Namun tidak dengan Dita, Dita semakin curiga dengan penelpon itu, kenapa Rehan tidak mengatakan kalau mereka pergi bersama. Atau jangan-jangan perempuan itu adalah kekasih Rehan yang lain makanya dia tidak mengatakannya dengan jujur. “Abang tidak pergi dengan perempuan kan?” “Tidak Sayang…” “Yasudah kalau begitu, Abang baik-baik disana. Jaga kesehatan. Love you, miss You.” “Love you too, miss you too…” Dita yang sudah berprasangka buruk, semakin sakit hatinya ketika mendengar Rehan mengatakan kata-kata manis kepada perempuan lain yang Dita tidak tau. Rasanya tidak Rela, dan ingin sekali Dita memaki Rehan saat itu juga. “Aku tidak lapar, aku ingin kembali kekamar.” Setelah mengatakan itu, Dita langsung pergi kembali kekamarnya. Meninggalkan Rehan dan yang lainnya. Kring… From: Nyonya Rey Abang bujuk ya pacarnya kalau ngambek Hehehehehe :p  Setelah membaca pesan singkat yang dikirim kan Rara, Rehan baru sadar jika dia dikerjai oleh adiknya itu. Dan pasti Dita tengah marah saat ini. “Kalian lanjutkan sarapannya, dan Erik antar mereka jalan-jalan sebelum pulang.” Setelah mengatakan itu, Rehan segera mengejak Dita kekamar nya. Ceklek.. Saat Rehan masuk kedalam kamar kekasihnya itu, Rehan melihat Dita yang tengah tidur tengkurap. “Kenapa tidak jadi sarapan Be?” Rehan duduk di tepi ranjang dekat dengan kepala Dita. “Tidak lapar.” Jawab Dita singkat. “Kamu kenapa? Kenapa tiba-tiba pergi?” Rehan masih bertanya. “Bodoh…” Dita mengucapkan nya dengan sangat pelan, namun dapat didengar dengan jelas oleh Rehan. Membuat Rehan sedikit kesal. “Bangun Be! Mas tidak suka kamu mengumpat ataupun berkata kasar didepan Mas.” Rehan memaksa Dita untuk bangun dari tidurnya dan mendudukkan Dita di ranjang. “Mas itu jahat. Mas sadar tidak kalau selama ini hanya memannfaatkan aku. Mas mengatakan ingin memulai hubungan sama aku. Tapi ternyata semua itu cuma bohong, Mas membodohi aku selama ini.” Dita sudah terisak, tidak lagi mampu menahan tangisnya. “Be, kamu itu bicara apa? Mas tidak faham. Tolong kamu jelaskan. Kamu marah sama Mas?” “Mas itu bohong, Mas tega. Mas tega bicara mesra dengan perempuan lain dihadapan ku. Mas anggap aku ini apa? Atau memang selama ini hanya aku yang menganggap hubugan kita serius, tapi Mas hanya main-main.” “Kamu salah faham Sayang…” Dita menepis tangan Rehan yang ingin mengusap pipinya. Lalu kemudian Rehan mengambil ponsel dari saku jasnya dan mengubungi seseorang. Tut .. tut... tutt... "Hallooo, Abang ku sayang. Abang ku yang malang. Sudah tua tapi jomblo. Dengan Nyonya Rey disini ada yang bisa di bantu? Kenapa telpon lagi, sudah rindu?  Tadi kan sudah telepon." Terdengar sahutan yang panjang dari seberang sana, Dita dapat mendengarnya dengan jelas karena Rehan menyalakan mode speaker. "Kamu adik badung, pembuat masalah. Abang tidak mau tau kamu harus tanggung jawab kalau tidak..." “Kalau tidak kenapa?" bukan suara Rara yang terdengar, namun suara Rey muncul. "Tuan Rey yang terhormat istri anda telah mengganggu kenyamanan saya dan dia harus bertanggung jawab. Dan kenapa Tuan Rey yang terhormat ada di rumah, tidak pergi kekantor." "Enak aja aku yang disalahin. Salah Abang kenapa di tanya tidak jujur. Abang pergi sama perempuan kan, aku adukan Mama biar Abang cepat dikawinkan ...." "Abang tidak mau tau, pacar Abang ngambek karena kamu. Awas kamu Dek kalau ketemu Abang pites ..." "Abang yang salah punya pacar tidak dikenalkan, bawa kerumah Bang biar ketemu sama aku. Kalau nggak Abang bawa mana aku tau, siapa tau Abang bohong punya pacar biar nggak di jodoh – jodohin sama Mama." "Diam Rara! Urusi saja suami mu itu, suruh kekantor. Mentang – mentang bos bolos seenaknya." “Seharusnya hari ini ada rapat dengan Direktur Collin Holding’s namun karena kabarnya direkturnya tengah bucin tak tertolong jadi ya sudah tidak ada rapat." Suara Rey lagi yang terdengar. "Kalian memang suami istri menyebalkan." Tutt . tuuutt... tutt.. Rehan segera mematikan sambungaan telponnya. Dia merasa jengkel jika harus menjadi bahan ejekan adik dan adik iparnya .  "Gimana Be? Kamu percaya kan sama Mas. Kamu di kerjain Be sama Rara ..."  "Rugi sudah nangis." Rara cemberut ketika mengetahui dia masuk jebakan calon adik iparnya. "Tapi Mas suka kamu cemburu. Tandanya kamu cinta sama Mas." "Nggak, aku nggak cemburu ... " Dita mengelak tidak mau mengakuinya. "Tadi yang nangis – nangis siapa??" Rehan menaikkan kedua alis nya, mengggoda Dita yang tengah malu tenyata sangat mengasikkan. "Mass jangan di bahas lagi aku malu." Dita menyembunyikan wajahnya di bawah bantal. "Mau di kamar seharian atau mau ikut teman – teman mu jalan – jalan?"  "Mereka dimana?"  "Sudah berangkat," jawab Rehan cuek  "Kok aku di tinggal?"  "Kan tadi masih ngambek."  "Yasudah ayo Mas kita susul mereka, enak aja mereka jalan – jalan."  "Yasudah ayo! Bangun dulu cuci muka sana. Nanti Mas belikan permen.”  "Mas pikir aku anak kecil." Dita cemberut di ledek Rehan dengan perman. "Iya kamu itu kaya anak kecil. Kalau jalan bareng Mas kaya om sama ponakan. Mas jadi merasa tua Be jalan sama kamu."  "Kalau Mas bicara terus kita kapan jalannya?"  "Yasudah siap – siap sana, Mas tunggu .." **** Akhirnya setelah sampai di pasar seni Sukowati, Rehan dan Rara berjalan – jalan untuk melihat – lihat apa yang bagus dan apa yang ingin mereka beli.  Rehan melihat sebuah ukiran kayu yang unik, dia membawa Dita untuk melihatnya. Rehan asik melihat – lihat ukiran yang lain, sedangkan Dita melihat kain – kain Bali yang cantik – cantik. "Mbak mari mampir ke toko saya." Tiba – tiba seorang pemuda menarik tangan Dita membuat Dita kaget. "Jangan sentuh saya!" Dita yang terkejut menarik tangannya dan mengeluarkan suara yang keras, menarik perhatian beberapa pengunjung disana. Sebenarnya hal tersebut sangat biasa. Itulah cara pedagang disana untuk menarik minat para wisatawan yang datang kesana untuk mampir dan berbelanja ditoko mereka. Namun tidak untuk Dita dia tidak bisa di perlakukan seperti itu oleh orang asing.  Rehan yang berada tak jauh dari lokasi Dita berada, mendengar kekasihnya berteriak dia langsung mengahmpiri nya. "Kenapa Be?" Dita yang masih diam tidak menjawab, tubuhnya sedikit bergetar, wajahnya berkeringat, tangannya tiba – tiba dingin. Sungguh dia ingin segera pergi dari tempat itu. "Maaf kan saya Tuan, Nona, saya tidak tau jika Nona tidak suka. Saya hanya menawarkan barang dagangan saya." Tidak menyangka Respon yang akan di berikan Dita begitu berlebihan bagi banyak orang, pemuda yang tadi menawarkan barang dagangannya kepada Dita merasa sangat bersalah dan meminta maaf.  Rehan yang meihat kekasihnya tidak bereaksi apapun, kemudian berinisiatif untuk membawa Dita segera pergi dari tempat itu. "Tidak papa, mungkin dia hanya terkejut."  Setelah mengatakan itu, Rehan membawa Dita kembali ke mobilnya. Sampai di mobil Dita tidak mengatakan apapun, begitupun dengan Rehan. Rehan hanya diam saja sambil memeluk tubuh mungil Dita sampai Dita tertidur.  Rehan belum tau apa yang sebenarnya terjadi dan sebenarnya dia sangat penasaran namun dia tidak akan bertanya sekarang, dia akan segera mencari tau sendiri.   ****BERSAMBUNG **** WNG, 15 SEP 2020  SALAM E_PRASETYO    
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN