Tiara menatap Grazilda yang kini tengah terbaring lemah tak berdaya di atas ranjang. Wajah wanita itu pucat. Ujung-ujung jemari tangannya terasa dingin. Kedua matanya terpejam dan tampak seperti putri tidur yang sempurna. Tiara ingin menyampaiakan sesuatu pada Grazilda, tetapi segera ia urungkan saat dilihatnya wanita itu tampak lemah dan tertidur tenang. Bagaimanapun juga, dia tak tega mengganggu ketenangan Grazilda. Tak jauh dari tempat tidur, Tiara berdiri dan masih menatap Grazilda penuh minat. Di suatu waktu dulu, wanita ini pernah menjadi harapannya. Satu-satunya harapan bagi putranya dalam cinta dan kesetiaan. Namun, itu dulu. Sebelum akhirnya fakta dengan kejam menunjukkan betapa hidup bisa sangat berbalik dari yang orang inginkan. Wanita yang tampak lembut dan menawan, terny