Gustomo menatap rumah minimalis di depannya, menimbang-nimbang untuk beberapa saat. Sebuah senyum kecil tersungging di wajahnya. Dia kemudian melambaikan tangan, menyuruh sopir untuk memarkir di sisi kiri jalan. Petang baru saja menyapa. Jalanan kompleks tampak remang-remang. Lampu-lampu di sisi kanan dan kiri jalan sebagian hidup, dan sebagian lainnya mati tak berfungsi. Gustomo mengetuk kuningan di depan pintu sebuah rumah, menunggu seseorang keluar menyambutnya. Di dalam rumah, Grazilda baru saja selesai mandi dan sedang sibuk di dapur untuk membuat makan malam sederhana. Siapa yang menyangka ada ketukan tiba-tiba di pintu depan. Dengan gesit, Grazilda mengambil sandal lantai yang hangat, dan berjalan cepat ke pintu depan untuk menyambut tamu. Mungkinkah Ayu dan Tere datang berk
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari