Berita

1124 Kata

Kevano menatap Geazilda yang berbaring enggan di ranjang rumah sakit. Wajah ovalnya yang bertekstur lembut menunjukkan kecantikan alami, meski kini warnanya sangat pucat. Kedua alisnya melengkung sempurna setengah lingkaran. Dari dulu hingga sekarang, wanita ini masih menjadi satu-satunya yang Kevano puja. Satu-satunya wanita yang mampu mendoringnya melakukan apa pun, membuang apa pun, dan mendengarkan apa pun keinginannya. Hanya demi senyum Grazilda tetap ada, tidak lenyap ditarik kepediha. Sayangnya, sering kali senyum wanita itu lebih mahal dari mutiara. Mungkin mulutnya tersenyum, tetapi matanya berjarak dan dingin. Kegetiran yang Kevano rasakan semakin menjadi-jadi. Pernah ada titik di mana ia pikir mampu meraih Grazilda secara utuh. Melalui pengorbanana, kesetiaan, ketulusan, d

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN