Meida langsung berdiri dan berlari tanpa mengingat celananya yang turun. Hingga BRUK! Meida jatuh tengkurap. “Hueeeee! Hiks… hiks….”
Dapat dia rasakan seseorang berjalan ke arahnya. Jarvis menghela napasnya dalam melihat p****t bulat yang bergetar akibat tangisan itu. dia mengambil handuk dan menutupinya. “Bangun, kita sama-sama korban.” Kemudian pria itu pergi meninggalkan Meida.
“Kenapa dia gak bantu sih, Anjirr?” gumam Meida bangun sendiri. Keningnya terasa sakit, dan ternyata benar saja warnanya merah ketika Meida memeriksanya di kamar mandi. Malang sekali nasibnya di malam pertama.
Meida terdiam dengan tatapan kosong di kamar mandi. Mengingat bagaimana kepala Jarvis tenggelam di belahan paha miliknya. Itu menakutkan…. “Hishhhh! Kenapa bisa pas sampe kesana sih?” gumam Meida malu
