MARSYA menyodorkan dua botol teh dingin di hadapanku. Kemudian melipat tangan di atas meja, menungguku menceritakan apa yang terjadi kemarin bersama Galang. Yep. Marsya dan Amel sudah berdiri di gerbang sekolah saat aku baru saja tiba. Mereka hendak menyeretku ke kantin, namun bel masuk menghentikan niatnya. Dan kami harus mengikuti mata pelajaran pertama. Tetapi setelah jam istirahat, Marsya berlari ke kelasku, dan menyeretku ke kantin bersama Amel. Benar-benar.... Aku sendiri bingung harus mulai bercerita darimana. Apa yang kurasakan. Entahlah. Saat Papah menyadari keberadaanku kemarin, dia berdiri menghampiri, memeluk dan mencium keningku lama. Setelah itu, dia berlalu ke kamarnya dan pergi membawa berkas yang ia maksud. Dan Galang, setelah kepergian Papah, dia mendekat, mengatakan ka