Shabira menatap sebuah Klub yang ada di depannya. Terkadang, dia ingin sekali mengutarakan seluruh perasaannya yang dia rasakan selama ini. Hanya saja, dia tidak mampu mengatakannya jika dalam keadaan sadar. Maka dari itu, berdasarkan pengalaman beberapa teman sekantornya, Shabira pernah melihat mereka beberapa kali sedang asik mabuk sambil mengungkapkan seluruh isi hatinya yang terpendam selama ini dengan sangat mudah.
Meski terlihat tidak tahu malu, tapi sepertinya akan terasa lebih lega setelah mengatakannya dan Shabira ingin melakukannya. Namun, dia begitu ragu untuk masuk ke dalam mengingat yang ingin dia lakukan hanya akan menambah dosanya saja sebagai manusia.
“Aku hanya ingin merasakannya sekali saja, aku pikir tidak akan apa-apa.” Shabira mulai lemah dengan prinsip hidupnya. D
