“Welcome, mbak Shabira!” Radit begitu bahagia menyambut kedatangan Shabira di rumah itu. Untuk sementara waktu Shabira memang akan tinggal di rumah itu sampai dia mendapatkan tempat kos baru dan bukan rumah sewaan, agar dia bisa mengirit pengeluarannya. “Maafkan aku ya Dit, kalau keberadaanku akan merepotkan kamu.” Shabira mengatakan dengan sungkan. Mendengar itu membuat Radit gemas pada Shabira. “Mbak Shabira ini bicara apa sih? Yang memaksa mbak Shabira untuk tinggal di sini kan aku dan bukan atas dasar keinginan mbak Shabira sendiri. Clear?” Shabira mengangguk-angguk dengan senyum-senyum. “Begitu dong, mbak. Seperti sama siapa saja pakai sungkan segala.” Selain pandai menghibur, Radit juga pandai membuat Shabira jadi merasa malu sendiri. “Lapar tidak, mbak?” “Lumayan.” “Mau