Shabira tidak bisa berhenti memikirkan ciumannya dengan Radit semalam. Dia merasa seperti menikmati ciuman dengan anak muda itu. Tetapi, semakin memikirkannya malah semakin membuat dia muak pada dirinya sendiri. “Dasar wanita tidak tahu diri! Ingat usiamu, Bira. Kamu bukan lagi anak muda yang bisa jatuh cinta semau kamu. Ada Nala dan Nuka yang akan dibuat malu dengan kelakuanmu itu. Apalagi statusmu sebagai janda sangatlah riskan. Tidak hanya hinaan yang akan kamu dapatkan tapi juga dipermalukan yang akan terus membekas sampai seumur hidupmu. Sadarlah, Bira. Radit bukanlah laki-laki yang tepat untuk menggantikan Alan.” Shabira mulai merasa frustasi sekarang. Sementara Radit justru merasakan hal yang sebaliknya. Hatinya terus tersenyum sepanjang dia mengerjakan skripsinya di Perpustakaa