"Cie yang baru dilamar. Auranya memang beda!" Midas masih betah saja menggoda kakaknya ketika pagi ini Mita memasuki ruang makan dan berniat sarapan. Gadis berjilbab abu-abu yang pagi ini sudah rapi bersiap mau pergi, menarik salah satu kursi untuk dapat ia duduki. Telinga Mita sudah kebal dengan candaan adik laknatnya karena sejak semalam, Midas tak henti-henti menggodanya hanya karena dia menerima lamaran dokter Johan. Mengingat bagaimana kekacauan hatinya sebab dengan berani menjawab ya pada lamaran yang Jodi berikan, lalu pertanyaan demi pertanyaan yang Ayah dan Bunda lontarkan begitu keluarga Johan Akbar meninggalkan rumah, membuat kepala Mita hampir meledak saat itu juga. Memilih bungkam dan mengurung diri di dalam kamar. Memikirkan nasib masa depannya kelak seperti apa. Kenapa har