BAB 94-1

1026 Kata

Moza membuang napas lega begitu mendengar suara pintu yang tertutup. Ditolehkan kepala ke belakang dan Sakha memang sudah tidak ada di sana. "Duh, malunya. Lagian Pak Sakha kenapa harus masuk segala," gerutu Moza disertai dengan memukul kepalanya pelan. Sekarang dia harus bagaimana? Kembali ke kamar Sakha dan memperlihatkan wajah malunya? Ya, Tuhan! Sial sekali nasibnya malam ini. Di saat wanita itu sedang mondar mandir sambil menggigit bibirnya dan Moza rasa tak ada pilihan lain kecuali kembali ke kamar Sakha. Dia butuh ponsel yang biasanya di setiap malam sebagai hiburan di kala suntuk sebelum tidur. Tapi ... bagaimana jika Sakha akan m***m padanya sebab tadi sempat melihat bagian depan tubuhnya. Ya, Moza tahu betul sifat Sakha. Lelaki dewasa yang memiliki nafsu besar karena tak ada

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN