Semakin hari dan semakin dekat dengan hari pernikahan Edham, hidup Moza jadi tidak tenang. Moza selalu merasa gundah hatinya. Segala macam ketakutan akan kehilangan Edham membuat Moza selalu dilanda kesedihan. Mita, sebagai seorang sahabat hanya bisa setia menemani di setiap Moza membutuhkan tempat bersandar juga berkeluh kesah. Moza harus bersyukur karena memiliki sahabat yang begitu baik dan pengertian seperti Mita. Beberapa waktu lalu Moza juga sempat mengambil cuti untuk digunakan pulang ke kampung halaman bertemu dengan kedua orangtuanya. Setidaknya hati Moza sedikit tenang untuk dapat melepaskan Edham. Hidup di desa satu minggu lamanya tanpa memikirkan pekerjaan juga dia menutup dirinya untuk Edham. Ponsel sengaja dinonaktifkan dan hanya dia buka ketika waktu tertentu saja semau d