Sekarang aku sudah kenyang dengan hinaan mpok Leha. Mpok Leha terus saja menghinaku dengan kata-katanya yang sangat pedas. Aku kira waktu 10 tahun sudah cukup bagi mpok Leha untuk merenungkan semua ucapannya padaku. Ternyata aku salah. Sepuluh tahun aku meninggalkan Jakarta, mulut mpok Leha masih pedas saja. Kondisi babe sekarang sudah baikkan. Lela tak lagi menginap ataupun pulang pergi ke rumah enyak. Lela hanya diam di kontrakan mengurus aku dan anak-anak. Ini waktunya untuk aku mengungkapkan niatku. “Neng, Abang ingin bicara sama Neng! Sini Neng duduk sebentar!” Aku mengajak Lela duduk di ruang tamu. “Iya Bang! Ada apa Bang? Kok serius begitu?” Lela tampak cemas. “Kamu itu Neng gak usah panik begitu kenapa? Abang gak kenapa-napa!” Aku menenangkan karena melihat wajah istriku yang