Bab 2 . Saat bertemu kembali

1115 Kata
Dareen memasuki kamarnya dia mengedarkan pandangannya dan dia melihat sekeliling kamar yang tak banyak berubah. Pandangannya langsung tertuju pada sebuah kotak.tempat semua barang kenangannya masa kuliah di jakarta, sebelum dia pindah kuliah di luar negeri dan lanjut S2 di H*****d. Terlihat sebuah foto saat dia bersama seorang gadis yang tertawa riang . Darren dengan tangan besarnya mengelus gambar tersebut, " Mengapa kau meninggalkanku , memutuskan hubungan kita dan berpaling dengan lelaki lain Delisa." lirih Darren. Darren mengeratkan rahangnya saat mengucapkan nama itu. Darren pun membaringkan tubuhnya di ranjang kingsize miliknya yang empuk. Dalam kegundahan hatinya Darrren berusaha memejamkan matanya. Kepingan-kepingan masa lalu membayanginya hingga muncul dalam mimpinya setiap malam. Dia begitu merindukan gadis itu mantan kekasihnya yang sangat dia rindukan dan dia cintai hingga saat ini. Sementara di tempat lain Seorang wanita yang sudah membaringkan putra kesayangannya itu,mengelus lembut rambut putranya sambil mengecup pucuk kepala sang putra.Tak terasa bulir crystal mengalir dari pipinya. " Kamu harus menjadi anak yang kuat ya sayang, hanya kamu yang menjadi kekuatan mommy saat ini, mommy harus diusir dari rumah demi mempertahankanmu, tetaplah jadi anak yang kuat," lirih Delisa. "seperti saat kau didalam rahim mommy yang tetap bertahan meski banyak cobaan yang menerpa kita berdua,hiks hiks," lirih Delisa.Dia menangis tanpa suara, lalu membekap mulutnya sendiri dengan tangannya. Tak terasa dia sudah bertahan hingga saat ini. Jika mengingat masa- masa sulit saat harus mengandung selama 9 bulan, sendirian, disaat semua ibu didampingi suami saat menghadapi persalinan, Delisa hanya sendirian dengan uang hasil kerja di minimarket yang hanya cukup untuk makan dan uang sewa kos. Namun semua tak berhenti sampai disitu, seorang wanita yang melahirkan harus mau merasakan sakitnya menyusui, dan ada dukungan dari suami ataupun orang tua.Delisa berusaha menguatkan dirinya, saat dia diusir dari rumah Keluarganya. Hingga Delisa merasa bahwa menangis rasanya takkan pernah membuat masalah selesai. Dia tidak ingin membuat kesalahan lagi , Saat ini Ada malaikat kecil yang menemani hari-harinya, dia sangat membutuhkan kasih sayang ibunya. Hingga Delisa pun ikut terbuai dalam dunia mimpi.Sampai malam yang indah dihiasi bintang itu bergantian dengan sang Matahari. Menandakan orang-orang sibuk beraktifitas menyambut sang pagi. "Sayang dihabiskan ya sarapannya, nanti bekalnya juga dihabiskan ya, mommy sedih jika bekalnya tidak habis, padahal mommy sudah membuatnya dengan penuh cinta." Delisa menyunggingkan senyumnya. " Iya mommy, Louis akan menghabiskan makanan ini, dan juga bekalnya, biar Louis tumbuh tinggi, " ucap polos louis.Dia menunjukkan otot tangannya. Anak berusia 3 tahun itu memilki tubuh yang berisi sehingga sangat menggemaskan.Pipinya yang chubby dan kemerahan karena kulitnya yang putih membuat dia semakin menggemaskan saat terkena sinar matahari.Wajah louis memang seperti wajah anak blasteran tidak seperti wajah sang ibu, lebih mirip seseorang yang wajahnya blasteran. Bahkan jika disandingkan dengan pria itu sungguh, tak perlu lagi melakukan tes DNA, karena terlalu mirip seperti duplikat dalam kemasan sachet. " Ayo sayang, kamu sudah selesai? nanti terlambat , mommy harus bekerja untuk membelikanmu mainan," ujar Delisa. "Oke mommy aku sudah siap." Louis dengan tubuh berisi dan padat namun tidak gemuk itu berjalan menuju motor sang mommy. Dengan menggunakan kursi khusus anak yang terletak didepan itu membuat Delisa tidak khawatir jika Louis akan jatuh karena posisinya didepan . " Sayang , ayo berangkaat," ajak Delisa. " lets go mommy." Louis menunjuk dengan telunjuknya ke arah depan. " Drummmm" Delisa melajukan motornya, dengan kecepatan sedang dia membelah jalanan ibukota.Hingga 20 menit sudah sampai di day care yang akan menjadi tempat Louis bersekolah dan juga menjadi tempat dia bermain sampai sore. Louis akan beristirahat setelah jam sekolah berakhir dengan fasilitas yang ada di daycare tersebut. " Mommy pergi dulu ya Sayang, jadilah anak baik ya." Lisa mengecup pucuk kepala sang anak. "Iya mommy bye." Louis melambaikan tangannya. Delisa melanjutkan perjalanannya menuju dia menggapai asa dalam mencukupi segala kebutuhannya dan sang putra. Setelah menempuh 30 menit akhirnya Delisa sampai di basement parkir motor perusahaannya. Jarang yang menaiki motor di sana hanya OB dan juga security yang membawa motor. Namun karena Delisa lebih mementingkan biaya untuk sang putra dia memilih untuk menggunakan motor karena lebih irit. " Hahhh, Alhamdulillah akhirnya sampai dikantor," ucap Delisa. " Lisa,.." seorang wanita memanggil , adalah Bella teman kerja Lisa yang baik padanya. " Hai Bella, kamu baru sampai juga ya," ujar Lisa, panggilan akrabnya di kantor. " Iya Lis, macet juga tadi," Ujar Bella. " Oh iya Lis katanya hari ini bakal kedatangan CEO baru dari Alexander Grup," tutur Bella. " Oh iya, kemarin sudah disiapkan kok kantornya," ujar Lisa. "Oh ya, keren banget kamu Lis, selalu bisa diandalkan pantas saja kamu selalu jadi kesayangan pak Harris." Bella terkekeh. " Husst kamu itu kalau ngomong hati - hati nanti ada yang dengar." Delisa menutup bibirnya dengan telunjuknya. " He he sorry keceplosan."Bella menutup rahangnya dengan tangannya. " Okey, kita mulai bekerja sebelum acara penyambutan CEO baru,"Lisa menuju meja kantornya. Dia tak mau membuang waktu.Seperti biasa Lisa membuat kopi hangat di pantry Dan saat dia membuat kopi di berpapasan dengan sekretaris di kantornya. " Hei , kamu ya, yang dekor ruang kantor CEO yang baru" tanya wanita seksi itu. " Iya nona, kenapa ?" Lisa mengernyitkan keningnya. " Engga, siap-siap saja jika dia enggak suka sama.desain kamu, bakal kena amukan dia nanti ,soalnya katanya dia itu di kantor pusat sangat bengis dan juga dingin kalau enggak suka langsung pecat" " Deg" jantung Lisa langsung berdegup kencang saat mendengar hal itu.Bagaimana dengan nasibnya dan putranya nanti jika dia dipecat. " Hei .... malah ngelamun, minggir" ujar sekretaris seksi itu yang sangat ketus karena merasa tersaingi oleh kecantikan Delisa yang natural sedangkan dia banyak suntikan filler. " huhhh, dasar cewek kampung" ucap Sindi sambil berlalu dari hadapan Delisa. Delisa kembali menuangkan kopi dan sedikit gula ke cangkirnya.Dia perlu minuman yang akan membangkitkan semangatnya pagi ini. " tak tak tak" suara sepatu pentopel berbunyi mengiringi langkah seorang lelaki yang bertubuh tinggi dan berwajah tampan tersebut. Dengan langkah panjangnya menuju lift khusus, di iringi sang asisten, semua karyawan dan juga staff menunduk memberi hormat, seolah mereka sudah tahu dari tuxedo mahal lelaki itu, bahwa dia merupakan orang penting di perusahaan tersebut. "Selamat datang tuan Darren Alexander " ucap seluruh manajer dari berbagai divisi.Dan seluruh karyawan. " Selamat datang tuan Darren Alexander " menggunakan bucket bunga dan juga tulisan selamat datang . Namun tak ada tanggapan melalui ekspresinya yang datar. Dia berjalan melewati para karyawan. Hingga langkahnya terhenti saat tatapannya tertuju pada seorang wanita yang sudah membuat hatinya luluh lantah hingga hancur berkeping-keping. Sampai dia terjatuh ke jurang penderitaan batinnya. "Deg."desiran angin begitu kencang menelusup ke tubuh mereka berdua saat bertatapan sejenak waktu seolah berhenti. "hahhhh, dia ?"Delisa menutup rahangnya, dengan tangannya. Dia tak menyangka luka itu akan terasa kembali, saat melihat lelaki yang dia hindari, saat ini munculkembali dihadapannya.Delisa menundukkan kepalanya tak terasa bulir crystal menetes begitu saja.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN