"Dhara, saya mau keluar kota selama tiga hari, kamu belum ada tanda-tanda mau melahirkan 'kan?" tanya Arya dengan raut wajah khawatir. "Hari ini belum, tapi nggak tahu kalau nanti apa besok," jawab Dhara. Hari perkiraan lahirnya memang masih sepuluh hari lagi tapi ia tidak dapat memastikan, bisa saja waktu melahirkanya terjadi lebih lambat atau lebih cepat dari perkiraan. "Kamu jaga diri baik-baik ya, kalau ada apa-apa langsung hubungi saya. Oke?" Dhara mengangguk, ia tak masalah sama sekali seandainya melahirkan tanpa di dampingi oleh Arya. Asal ada dokter pasti semuanya akan baik-baik saja. Sebelum melangkahkan kaki keluar dari kamar Dhara, Arya menyempatkan diri menyentuh dan mencium perut Dhara. Seperti biasa, ia membisikkan pesan untuk anaknya di dalam sana. Sejujurnya ia dilema,