Dhara mendorong kursi roda milik Ibunya ke taman di rumah sakit tempat sang Ibu di rawat. Seseorang yang biasa merawatnya mengatakan kondisinya sudah cukup membaik, beliau tidak pernah lagi histeris dan berteriak keras. Hanya masih sering melamun dan tiba-tiba menangis. Sebelum berbicara, Dhara lebih dulu mencium kedua tangan Ibunya kemudian berlutut di pangkuannya. "Ma, Mama apa kabar?" tanya Dhara. Ibunya tak menjawab dan Dhara sudah menyiapkan hati untuk hanya berkomunikasi satu arah saja. "Ma, aku mau curhat. Mama tahu Arya 'kan? Suami keduaku, dia minta buat melanjutkan pernikahan. Seharusnya Dhara bisa bersikeras menolak, tapi entah kenapa rasanya sulit, Ma. Dia baik, tapi mau melanjutkan pun sebenarnya Dhara ragu. Dhara takut terluka lagi untuk kesekian kali, aku capek Ma, peng