“Kau melakukan hal yang tak terduga Dear.” Roselind berkomentar dari sebrang sana. Kami tersambung melalui panggilan suara. Kudengar dia terbahak dan tertawa tatkala mengingat beberapa bulan lalu ia menerbitkan sebuah berita yang hangat dibicarakan atas tindakanku dipesta penyambutan anak Grigorii. Aku sendiri hanya tersenyum sembari tetap menulis di selembar kertas. Melakoni kegiatan yang menyibukan diriku sendiri. Kemudian sesekali mengangguk ketika Roselind mengoceh padahal aku tahu dia tak akan melihat anggukanku. Entahlah itu adalah sebuah kebiasaan. Sudah masuk hitungan bulan ketiga, dan gosip soal itu tak juga mereda. Aku juga tak bertemu muka dengan Grigorii sejak saat itu. Meski ada kesempatan aku memang tak ingin bertemu dengannya. Keseharianku dikantor juga berubah drastis. Kare