Ardan menjatuhkan tubuhnya di samping Vanya. Latihan di hari pertama jujur saja, sangat menguras tenaganya. Kak Jhon, pelatihnya itu sangat tidak main-main selama latihan berlangsung. Dia sangat tegas namun bisa mendorong anak didiknya dengan baik. Ardan menoleh. Menatap Vanya yang sedang asyik dengan handphonenya. Sesekali gadis itu terlihat menyunggingkan senyumnya. Melihat Vanya tersenyum tanpa sadar Ardan ikut tersenyum. Di mata Ardan Vanya selalu mengangumkan. Bukan soal fisik, ada hal lain yang membuat Ardan selalu merasa bahwa gadis itu istimewa. "Apa Lo lihat-lihat?" Tanya Vanya saat memergoki Ardan yang terus memperhatikannya. Bukannya berhenti, Ardan justru semakin memfokuskan tatapannya pada Vanya. "Karena Lo cantik. Lo istimewa." Balas Ardan kemudian tersenyum dengan mata y