BAB 16 :: EMOSI

1893 Kata

Vanya menatap ke arah luar jendela dengan tangan yang bersedekap. Wajah gadis itu menekuk sebal. Sebab saat bel pulang tadi dirinya langsung ditarik oleh laki-laki menyebalkan yang kini tengah asyik mengemudikan mobilnya. "Kita ke supermarket dulu. Gue laper. Tugas pertama lo hari ini masakin gue yaa.." ucap Ardan seenak jidatnya. Vanya mendengus sambil mendelikkan matanya ke arah laki-laki itu. Mobil yang dikendarai Ardan pun berhenti tepat di parkiran supermarket itu. Ardan mematikan mesin mobilnya kemudian melepaskan sabuk pengaman yang melingkar di tubuhnya. Merasa tidak ada pergerakan dari gadis di sampingnya Ardan pun menghadapkan tubuhnya ke arah Vanya. "Ayok turun cepat!" perintah Ardan. Vanya hanya mencebikkan mulutnya kemudian tangannya bergerak membuka pintu mobil. Sedangka

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN