Bab 15. Teror Pria Berjubah Hitam.

1104 Kata
Pangeran yudistira dan putri diah masuk ke kamar pangeran akshara, di dalam sudah terlihat mahapati dwi andika sedang berbicara dengan serius. "Jadi saya harus memata matai mahapati mahardika yang mulia", kata mahapati dwi andika. "Benar mahapati, entah mengapa saya merasa sedikit curiga pada mahapati mahardika, semoga saja kecurigaan saya salah, tapi jika benar sudah pasti pangeran jaka dan putri laksmi tak akan terima, itu yang saya khawatir kan mahapati", kata pangeran akshara. "Maaf apa alasan kang mas tiba tiba memiliki kecurigaan pada mahapati mahardika?", tanya pangeran yudistira. "Iya mas setau ku mahapati mahardika orang yang baik dan cukup setia", kata putri diah. "Entah lah, tapi firasat ku mengatakan seperti itu, aku juga baru pertama kalinya bertemu mahapati mahardika, karena itu aku meminta mahapati dwi andika untuk menyelidikinya", kata pangeran akshara. "Baiklah yang mulia, segera saya akan menyuruh prajurit terlatih saya untuk melakukan pengintaian pada mahapati mahardika", kata mahapati dwi andika. "Tapi mahapati kalau bisa mahapati menggunakan orang luar, karena saya takut jika nantinya mahapati mahardika mengetahui jika kita sedang memata matai nya", kata pangeran akshara. "Baik yang mulia saya akan menyuruh pasukan khusus dari luar untuk melakukan tugas ini, apa masih ada lagi yang mulia ingin kan?", tanya mahapati dwi andika. "Tidak ada lagi mahapati, silahkan jika mahapati ingin kembali lagi", kata pangeran akshara. "baik yang mulia hamba mohon pamit", kata mahapati dwi andika. "silahkan mahapati", Mahapati dwi andika kemudian keluar kamar, sedang kan pangeran yudistira dan putri diah masih bingung mengapa pangeran akshara sangat curiga dengan mahapati mahardika sampai sampai menyuruh orang untuk memata matai mahapati mahardika. Belum sempat habis rasa penasaran mereka, tiba tiba terjadi kegaduhan di istana, lebih tepat nya di dapur kerajaan, dapur kerajaan tiba tiba saja terbakar dan membuat panik pelayan kerajaan. Pangeran Akshara dan yudistira langsung keluar kamar di ikuti putri diah, mereka mendengar dari salah satu pelayan jika gudang penyimpan dan dapur terbakar, mereka bertiga langsung bergegas mendatangi nya untuk melihat bagaimana keadaan gudang dan dapur sekarang. Raja mahesa dan raja agung terlihat sibuk membantu prajurit memadamkannya. Ibu Ratu Ambar dan Ratu Ambalika juga terlihat cemas, jika api tersebut tak bisa di padamkan, tapi kecemasan nya berkurang ketika melihat api yang membesar itu mulai mengecil. Setelah api padam Ratu Ambalika langsung menuju dapur dan gudang untuk melihat bahan bahan apa saja yang masih ada dan tak terbakar, di karena kan besok adalah pesta pernikahan putri diah dan pangeran akshara. Kejadian ini langsung oleh raja mahesa di periksa, apa kejadian ini di sengaja atau tidak, para pelayan di kumpul kan dan di tanya satu per satu, bahkan pangeran akshara ikut turun tangan memeriksa kejadian ini. Setelah berapa lama berlalu, hasil penyelidikan yang di lakukan oleh raja mahesa yang di bantu pangeran akshara, beserta hasil penyelidikan terhadap pelayan, memutuskan jika kejadian ini memang di sengaja dan lagi lagi ada pelayan yang menjadi penyusup, kali ini ada tiga orang yang terlihat oleh para pelayan dan kepala pelayan kerajaan. Pangeran Akshara langsung menyuruh prajurit untuk mencari mereka secepatnya, bahkan pangeran yudistira pun ikut mencari pelayan gadungan itu. Putri Diah merasa terguncang, karena ia tak menyangka saja jika ada yang berusaha menggagalkan pernikahannya nya itu. Pangeran Akshara menenangkan putri diah, ia mengajak putri diah ke taman dan juga mengajak nya jalan jalan menggunakan kuda. Di tempat lain delapan prajurit termasuk pangeran yudistira, mulai mencari pelayan yang menjadi penyebab kebakaran ini. Pangeran Yudistira meminta kepala patroli untuk mencari tiga wanita asing itu di dalam kawasan kerajaan, tapi salah satu prajurit patroli ia melihat ada tiga wanita yang keluar gerbang kerajaan dengan tergesa gesa, mereka menggunakan kuda dan menuju ke arah hutan sebelah kerajaan. Mendapatkan informasi tersebut, mereka langsung mengejarnya di bantu kepala patroli kerajaan. Setelah mereka memasuki hutan, mereka langsung berpencar untuk mempercepat pencarian mereka itu. Sampai akhirnya mereka semua dikejutkan dengan suara teriakan seorang wanita, mereka lalu bergegas mencari datangnya suara tersebut. tiba tiba dari arah depan ia melihat seorang wanita yang berlari dan di belakang wanita tersebut ada seseorang yang mengejarnya menggunakan kuda dan memegang sebuah pedang yang siap di ayunkan ke arah wanita tersebut. Pangeran Yudistira dengan cepat menuju ke arah wanita tersebut, berusaha menggagalkan pembunuhan itu. Pangeran melompat tepat di belakang wanita itu, sambil bersiap siap menghadang serangan dari pria berjubah hitam tersebut. trangg....trangg Pangeran Yudistira menghalau serangan bertubi tubi pria berjubah hitam tersebut, komandan patroli pun ikut membantu pangeran yudistira sehingga pria berjubah hitam itu terdesak dan mundur. Kekuatan pria berjubah hitam itu sangat kuat, meskipun ia hanya sendiri tapi tak mudah untuk pangeran dan komandan patroli untuk menangkap nya, bagi pangeran keselamatan wanita ini lebih penting daripada harus menangkap orang tersebut, akhirnya pria berjubah hitam itu mundur dan meninggalkan mereka. Pangeran membawa wanita itu kembali ke kerajaan bersama komandan patroli dan prajurit nya itu. Setelah sampai di kerajaan, mereka membawa wanita tersebut ke wisma prajurit untuk di tanya tanyai. Mahapati Dwi Andika memaksa si wanita itu untuk memberi tau siapa pemimpin mereka itu, tapi wanita itu hanya menjawab jika ia tak tau dan hanya mengetahui pria berjubah hitam itu saja, bahkan menurut wanita itu, ia bahkan tak bisa melihat wajah si pria itu karena selalu menggunakan topeng jika bertemu. Penyelidikan kembali menemui jalan buntu lagi, akan tetapi prajurit khusus yang mereka suruh untuk mengintai mahapati mahardhika, mendapatkan berita yang menarik. semenjak kejadian kebakaran sampai sekarang, ia belum melihat tanda tanda keberadaan mahapati mahardhika, ia bahkan mencari cari di seluruh kerajaan, tapi sepertinya keberadaan mahapati masih belum bisa di temukan, pangeran yudistira dan mahapati dwi andika mulai berfikir, jika memang mahapati mahardhika ada hubungan nya dengan pria berjubah hitam itu, bahkan mereka beranggapan jika pria berjubah hitam itu adalah mahapati mahardhika. Jika memang itu benar, maka kerajaan dalam keadaan bahaya. mereka harus secepatnya bisa mendapatkan bukti kejahatan sang mahapati tersebut, karena tanpa bukti mereka tak bisa menangkap dan menghukum mahapati mahardhika. Sedangkan di istana Raja Agung beserta yang lainnya, sudah berhasil memadamkan api dari kebakaran itu. saat ini raja memerintahkan para pekerja bangunan untuk membuat dapur dan gudang baru, para pekerja bangunan di bantu rakyat, karena mereka mengetahui jika istana kerajaan sedang terjadi kebakaran. semua rakyat hari itu bersama sama berkumpul dan membantu Raja dan Ratu mempersiapkan pesta pernikahan putri diah dan pangeran akshara, mereka berharap pesta besok akan menjadi pesta terbesar dan termegah di kerajaan ini. Bagi rakyat kerajaan kurusetra putri diah dan pangeran akshara pantas mendapatkan pernikahan terbaik, karena putri dan pangeran memang pribadi yang baik, sehingga mereka pun mendapatkan karma yang baik karena buah yang mereka tanam. Putri Diah dan Pangeran Akshara bahagia melihat kejadian ini, mereka tak menyangka jika rakyat nya bisa seperti ini kepada mereka, putri dan pangeran kemudian berkumpul dan menyapa mereka, bahkan putri dan pangeran ikut membantu mereka menyiapkan pernikahannya itu.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN