“Lo udah bilang kalau lo udah ngelepasin Stevan.” Lana memalingkan wajah ke kaca mobil dengan kesal, enggan memandang Lucas sama sekali. Pikirannya masih kacau, hatinya apalagi. Kata-kata Stevan tadi begitu menyakitinya. Sungguh. Padahal niat Lana baik. Dia tidak ingin Stevan terluka karena cintanya pada Anya yang buta. “Lo apa-apaan, sih? Ada apa sama lo sampai nyerang Anya sebegininya?” tanya Stevan saat itu, setelah menyembunyikan Anya yang menangis lebay di belakang tubuh tingginya. “Dia selingkuh. Lo nggak lihat cowok itu, ha?” Lana menunjuk lelaki asing di antara mereka, yang tadi berada di sisi Anya sebelum Stevan datang. Stevan geming selama beberapa saat, menatap laki-laki itu lalu menatap Anya di belakangnya. “Meskipun begitu, lo nggak berhak nyampurin masalah gue sama Anya,