“Maafkan aku mas Fahmi, andai kamu tahu saat itu aku menolak bukan karena aku lelah atau tidak mau melayanimu. Tapi karena bercak ungu itu belum sepenuhnya hilang, dan membutuhkan waktu sekitar satu minggu untuk benar-benar hilang. Maafkan aku yang tidak becus menjaga kepercayaanmu ini mas”. Batin Nadira saat mengingat kembali kejadian itu. “Hikss.. hikss.. hiks....” “Nadira, kamu kenapa menangis?” Suara Fransiska memecah keheningan. Fransiska khawatir dari tadi Nadira hanya diam saja, melamun dan sekarang malah menangis. Sejujurnya Fransiska penasaran tentang apa yang terjadi. Namun ia tahan karena tidak ingin terlalu dalam mencampuri urusan pribadi Nadira, sebelum dia sendiri yang cerita. *** NADIRA P.O.V “hik.. Aku tidak apa-apa kok mbak sis, hanya kelilipan saja”. Jawabku bo