Tersiksa Karenanya

691 Kata
Apa benar dia seperti itu. CEO itu galak dan angkuhnya setengah mati. Apa bisa aku bersabar dengan tingkahnya yang angkuh dan perintahnya yang tak terbantah. Apa bisa aku bertahan disini? Batinku sambil memandang Id card yang sudah tertera foto dan namaku. *** 06.35 wib HM Group Advertising Nadira P.O.V Pagi ini aku sudah berada di tempat kerjaku. Melihat ke arah jam yang bertengger di lengan kiriku membuatku bernafas lega.  Huuoaaammm.. Aku menguap tanpa sadar. Aduh aku ngantuk sekali. Ini baru 5 hari kerja tapi berasa sudah lama. CEO angkuh itu selalu memberikan pekerjaan saat aku hendak pulang. Pada akhirnya pekerjaan itu menjadi PR hingga aku begadang di rumah sampai jam 3 pagi.  Empat hari ini aku benar-benar kurang tidur. Mas Fahmi sampai tidak tega melihatku begadang. Aku sungguh tidak mengerti apa sebenarnya mau CEO angkuh itu. Saat pagi dia memintaku untuk ke ruangannya merekap berkas-berkasnya hingga siang. Saat hendak pulang dia juga memberikanku PR banyak sekali, hingga waktuku dengan suami berkurang. Tapi tenang saja, besok Weekend, aku bisa jalan - jalan sepuasnya dengan suamiku. Aku senang sekali. Akhirnya hari tenang itu tiba.   Kring.. Kring.. Kring.. Telfon kantor berbunyi. Baru diomongin, sudah muncul saja ni jalangkung. Batinku kesal. "Hallo.. Iya pak Reyhan selamat pagi. Ada yang bisa saya bantu?" jawabku cepat. "Keruanganku sekarang!tut..tut..tut.." Perintahnya tegas. Telfon itu terputus sepihak, tanpa sempat aku jawab terlebih dahulu. Kebiasaan si jalangkung. Aku meringis sambil lalu keruangannya. Tok tok tok.. "Masuk!" Sahut CEO angkuh itu. "iya pak. Ada apa bapak memanggil saya?" tanyaku saat sampai di ruangannya. Hening.. Aku melihat CEO angkuh itu melihatku dari atas sampai bawah. Sungguh aku risih. Apa ada yang salah dari penampilanku ini? Batinku dalam hati. "Hari ini kamu tidak perlu mengerjakan berkas, dan tidak ada PR untuk kamu nanti pulang". Ucapnya dengan suara khas baritonnya. Aku sangat senang mendengarnya. "Baik pak. Terimaka.." belum sempat aku bicara sudah terpotong. "Tapi... Kamu akan menemani saya melakukan dinas perjalanan diluar kota hari ini. Hubungi suami kamu, kita mungkin sampai malam karena tempatnya jauh". Perintah pak Reyhan dengan tegas. "Tapi pak, kenapa saya? Biasanya kan bu Fransiska yang menemani bapak jika bertemu klien. Saya masih baru, takut nanti ada yang salah-salah". Ucapku memelas. Aku tidak mau bersama dia, apalagi keluar kota. Di kantor saja sudah membuatku pusing karena perintahnya yang aneh-aneh, apalagi ini. Bisa stress aku jika terus bersamanya. "Pintar sekali kamu membantahku, kata-kata Karyawan baru Sekarang sudah menjadi kata andalanmu ya untuk tidak menuruti perintah saya. Jika aku menyuruh Fransiska terus, lalu kapan kamu belajarnya hah? Dengar ya Nadira Maya Yatfar, aku mempekerjakanmu sebagai sekretaris itu bukan cuma berkutat dengan berkas, tapi pekerjaan lainnya termasuk mendampingi saya saat bertemu klien. Ingat itu!!" Ucapnya panjang lebar dengan berkacak pinggang. Aku mulai kesal dengan ucapannya yang selalu meninggikan suara. Padahal kan bicara pelan - pelan aku masih bisa mendengar. Aku tidak tuli. Hih. Ringisku dalam hati. Tapi benar juga perkataannya. Aku harus mulai belajar mengerjakan tugas lainnya, jika mau keinginanku untuk mendirikan perusahaan bisa terwujud kelak, setidaknya aku bisa tahu cara CEO berbicara dan membujuk klien agar mau bekerjasama  nantinya, mengingat betapa maju dan besarnya perusahaan ini di tangannya. Ya meskipun dia nyebelin dan angkuh. "Baiklah pak, saya bersedia ikut bapak dinas perjalanan. Ijinkan saya pamit keluar, saya ingin menghubungi suami saya dulu untuk meminta ijin". Kataku dengan cepat, karena aku tidak ingin berlama-lama disini dengannya. Dia mengangguk cepat. Aku langsung melesat keluar. *** Reyhan P.O.V Aku menarik nafas panjang saat melihat Nadira keluar dari ruanganku. Sumpah dia cantik sekali. Kenapa dia hari ini harus mengenakan rok span pendek dan baju yang pas body seperti itu, biasanya dia memakai celana panjang. Siall.. Aku tidak berhenti mengingatnya. Nadiraa.. Kamu sungguh membuatku tersiksa. Hanya melihat tak bisa menggapaimu.  Empat hari ini aku dengan tega membuatmu mengerjakan banyak berkas diruanganku, ini aku lakukan hanya untuk melihatmu seharian. Aku mati-matiin menahan nafsuku.  Aromamu yang khas membuat pikiranku kacau. Pikiran kotor ingin mencumbumu, menyentuhmu, dan tidur denganmu. Aku bahkan sengaja membuat PR untuk kamu kerjakan di rumah, karena aku tidak ingin kau memiliki waktu intim bersama suamimu di rumah. Ah. Nadira. Kau membuatku gila dan hilang akal.  Saat pertama kali bertemu di jalan aku sudah jatuh cinta padamu Nadira.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN