Pov Dimas Aku bersandar di daun pintu dengan kedua tangan yang menyilang di d**a seraya memandang gadis yang sedang duduk di sisi brankar seraya disisir surai lembutnya oleh seorang perawat setelah selesai dimandikan. Wajah dan bibirnya terlihat pucat, pun dengan pandangan matanya yang terlihat kosong. Aku tak pernah menyangka bahwa sejak kejadian itu ia lebih terlihat seperti mayat hidup—mematung dan membisu. Sebegitu dalamkah luka yang pria itu torehkan? Sungguh untuk sekadar menyebut namanya membuatku geram. Sudah tiga hari Tania dirawat di rumah sakit. Sebenarnya kondisi fisiknya sudah lebih baik dan ia tidak perlu dirawat, hanya saja kondisi psikisnya yang terlihat buruk. Dokter sudah menyarankan agar ia menjalani psikoterapi. Namun, ia terus saja menolak. Kalau keadaannya terus