16 Sesuai janji, hari Minggu pagi ini aku sudah berkunjung ke rumah milik orang tua Aleea. Gadis bermata sipit menyambutku dengan seulas senyuman memikat yang membuatku gemas ingin memeluknya erat. Beberapa menit kami mengobrol dengan santai di ruang tamu yang furniturnya telah diubah letaknya, serta ditambahkan sebuah cermin besar yang digantung di atas meja konsul, yang berada di dinding sebelah kanan, tepat di belakang pintu bercat putih yang kuyakin sangat berat dan pasti benjol kalau tertimpa benda itu. Tiba-tiba Aleea terdiam. Aku mengikuti arah pandangannya yang tertuju pada seorang pria bertubuh sedang yang kini tengah jalan mendekat. Spontan aku berdiri dan mengangguk sopan. Pria itu mengulaskan senyuman dan mengulurkan tangan yang kujabat dengan tegas. "Kenzo, betul?" tanya