Dering panggilan telepon mengalihkan konsentrasi Nero saat mengerjakan laporan di ruang kerjanya. Nama Tania tertera di layar kacanya. "Kenapa, Sayang?" "Mas ke sini sekarang. Papa udah siuman." Suara istrinya yang serak di balik telepon membuat Nero segera bergegas menuju rumah sakit, dan membatalkan meeting dengan klien yang cukup penting hari ini. Berulang kali dia meminta maaf agar hubungan bisnis tetap berlanjut. Untunglah mereka mengerti karena sudah bekerja sama cukup lama. Sesampainya di sana, dia melihat Mike berdiri di luar. Si bule' berambut pirang itu menatap sebuah ruangan dari dinding kaca, lalu memberinya kode agar segera masuk secara bergantian. Nero mengambil baju khusus yang harus digunakan jika ingin membesuk pasien di ruang intensif. Dia berjalan mendekati ranj