BAB 13 GODAAN

1232 Kata
Karin tersenyum ke arah Ryan, “Silakan Bapak bermimpi! saya lebih memilih untuk pulang ke rumah saja. Memangnya Bapak lupa? bukankah sekarang sudah zaman serba online, ada tuh yang namanya ojek online. Biar dekat, asal selamat, saya akan naik itu saja!” Ia pun kemudian berjalan ke luar dari ruang kerja Ryan dan meninggalkan bos nya itu, yang menatap kepergiannya dengan wajah dingin. “Gadis bodoh, ada yang gratis dan nyaman, malah memilih yang bayar dan menyusahkan!” gerutu Ryan. Sesampainya Karin di teras perusahaan, ia menjadi bingung sendiri. Ia baru sadar, kalau ponselnya sudah hilang dan ia belum sempat untuk menggantinya dengan yang baru, selain karena ia belum gajian dan juga seharian tadi ia harus mengerjakan banyak tugas yang diberikan oleh Ryan. “Bagaimana ini? apa aku jalan kaki saja? belum tentu juga, orang yang tadi mengintip itu mengincar diriku dan orang yang kemarin memasuki rumahku akan datang kembali,” gumam Karin. Karin berdiri di teras kantor, sambil melihat ke sekelilingnya yang terasa sepi dan lengang. Di tengah kebingungannya, ada seorang pria yang datang menghampirinya. “Maaf, apakah Nona pegawai baru di perusahaan ini?” tanya pria dengan seragam petugas keamanan tersebut. Karin menatap curiga petugas keamanan itu, karena seingatnya nama petugas keamanan yang bertugas tadi pagi adalah pak Margono, dengan kumisnya yang lebat dan usianya yang sudah tidak muda lagi. Sementara pria yang berdiri di depannya ini, jelas sekali masih muda dan memiliki wajah yang tampan. “Siapa kamu? kenapa bukan pak Margono yang bertugas? setahu saya, dirinyalah petugas keamanan di perusahaan ini!” Pria itu tertawa pelan, melihat keraguan Karin. “Perkenalkan nama saya, Luki. Memang benar pak Margono petugas keamanan di tempat ini, tetapi tidak mungkin juga bukan? kalau beliau bertugas sepanjang hari, sementara beliau memiliki keluarga yang menunggu di rumah,” terang Luki. Ia lalu mengeluarkan kartu identitas dirinya dari dalam dompet dan memperlihatkannya kepada Karin. Melihat Karin yang sudah percaya, kalau dirinya memang petugas keamanan di tempat itu, Luki pun tersenyum lebar, “Sekarang, katakan apa yang bisa saya bantu?” Karin pun menceritakan secara singkat apa yang sebenarnya terjadi. “Sekarang saya bingung mau memanggil ojek online, sementara ponsel saya tidak ada.” Luki tersenyum tipis ke arah Karin, “Tidak usah bingung, saya mungkin bisa membantu. Tunggu sebentar di sini! saya akan bilang rekan saya dahulu, kalau saya akan pergi sebentar, biar saya saja yang mengantarkan mu, naik motor saya.” Sementara itu, melalui layar komputernya, Ryan melihat apa yang terjadi dengan Karin. Ia tidak bisa menerima, melihat Karin yang sedang didekati oleh salah seorang pegawainya. Ia pun beranjak dari duduknya dan ke luar dari ruangannya untuk menyusul Karin. Sesampainya ia didekat Karin, yang sedang berjalan bersisian dengan salah seorang petugas keamanan. Tanpa kata, Ryan menarik tangan Karin, sampai ia berhenti berjalan. Digenggamnya tangan Karin dengan erat, tidak mempedulikan kemarahan Karin, yang coba untuk melepaskan genggaman tangannya. Ryan menatap tajam petugas keamanannya, dengan name tag Luki tersebut, “Saya yang akan mengantarkan bu Karin pulang, kamu jaga saja kantor saya dan nanti saya akan berbicara dengan kalian. Kenapa sampai ada orang yang coba masuk ke dalam ruang kerja saya! Silakan kalian periksa rekaman CCTV, karena saya tidak akan mentolerir kecerobohan tanpa mendapatkan sanksi!” Wajah Luki menjadi terkejut, “Maafkan keteledoran dan kelalaian kami pak. Siap! kami akan melihat rekaman dan melakukan penyelidikan.” Ryan tidak memperdulikan lagi jawaban dari Luki, ia menarik Karin berbalik ke menuju ke mobilnya. Ryan tidak memanggil sopir pribadinya, ia akan mengemudikannya sendiri. Karin coba untuk menyentak tangannya, agar lepas dari genggaman Ryan. Namun, ia justru semakin erat menggenggam jemari Karin. Ia juga mengabaikan tatapan galak yang dilayangkan Karin kepadanya. Sesampainya mereka di depan mobil, Ryan membuka pintu sisi penumpang, “Masuk! dan jangan coba untuk kabur. Saya sudah lelah dan tidak mau bersusah payah harus mengejar kamu!” Karin pun masuk ke dalam mobil dan duduk, tak berselang lama Ryan juga masuk ke dalam mobil dan duduk di samping Karin. “Saya tidak meminta Bapak untuk mengantarkan saya pulang! bukan urusan saya juga, kalau Bapak merasa lelah. Tadi, sudah ada pak Luki yang bersedia untuk mengantarkan saya. Namun, Bapak tiba-tiba saja datang dan dengan kasarnya menarik tangan saya.” Karin memperlihatkan tangannya yang menjadi merah, karena pegangan Ryan tadi, yang begitu erat. Ryan melirik sekilas tangan Karin yang menjadi merah, tetapi ia tidak menghiraukannya dan memilih untuk menyalakan mesin mobilnya. “Kenakan sabuk pengaman mu, kalau kau tidak mau saya yang memasangkannya!” ancam Ryan. Karin bergeming di tempatnya duduk, ia mengabaikan apa yang dikatakan oleh Ryan, ia menatap lurus ke depan. Terdengar suara helaan napas yang berat dari Ryan, “Kau yang memaksaku untuk melakukannya, Karin!” Ryan bergerak ke depan Karin, hembusan nafasnya menyentuh wajah Karin. Ia meraih sabuk pengaman di samping Karin, lalu memasangkannya. Karin melotot ke arah Ryan, tubuhnya menjadi tegang, karena apa yang dilakukan oleh bos nya itu. Ia menahan nafasnya, lalu dipegangnya tangan Ryan, “Tidak perlu Ryan! aku bisa melakukannya sendiri!” Karin menutup mulutnya, ia tidak sengaja menyebut nama Ryan dan bukannya, pak. Dengan takut, Karin mendongak ke arah Ryan yang wajahnya begitu dekat dengan dirinya. Senyum miring terbit di bibir Ryan, “Kamu sudah tidak sopan kepada saya! kamu pikir saya ini teman? atau mungkin kamu yang baper mengira saya ini naksir kamu, sehingga kamu berfikir bisa memanggil nama saya, seenak kamu!” Karin mendorong d**a Ryan, yang begitu dekat dengannya, “Saya tidak sengaja melakukannya, itu semua karena ulah Bapak yang membuat saya menjadi kesal! Bapak sudah berjanji tidak akan menyentuh saya!” “Benarkah saya berjanji? rasanya saya tidak mungkin saya menuruti kemauan dari pegawai saya. Justru pegawai saya yang harus menuruti perintah dari saya!” “Saya akan menuruti perintah Bapak, kalau berhubungan dengan pekerjaan, tetapi tidak untuk hal lainnya. Saya akan melaporkan Bapak!” kembali Karin mencoba untuk mendorong d**a Ryan menjauh darinya. “Kepada siapa kau akan melapor? pimpinan di sini? akulah orangnya. Petugas keamanan di perusahaan ku? akulah yang memperkerjakan dan menggaji mereka. Apakah kepada yang berwajib? bukti apa yang akan kau berikan kepada mereka? apa kau akan mengatakan kepada mereka, kalau d**a mu berdebar kencang saat berada dekat denganku seperti ini! atau kau akan melaporkan, kalau kau menyukai ciuman dariku dan menginginkannya kembali!” Karin membuka mulutnya hendak protes, tetapi hal itu justru dimanfaatkan oleh Ryan untuk mencium bibir Karin. Dengan keahliannya sebagai seorang playboy ulung, ia berhasil membuai Karin yang memang belum pernah berpacaran dan disentuh oleh pria lainnya, selain Ryan. Karin merasa kesal kepada Ryan, terutama sekali kepada dirinya sendiri yang ikut terbuai dan menikmati ciuman bibir dan tangan Ryan. Digigtnya bibir Ryan, karena rasa kesalnya. Ryan menjauhkan wajahnya sedikit dari Karin, diusapnya bibirnya yang terluka dan berdarah, karena ulah Karin. “Sialan kau Karin! kau pikir hanya kau saja yang bisa menggigit? aku juga bisa melakukannya.” Sebelum Karin bisa mencerna ucapan Ryan, pria itu sudah menggigit lehernya yang terbuka, setelahnya ia menjauhkan wajahnya kepada Karin. Disentuhnya leher Karin, yang tadi digigitnya, “Kau harus ingat Karin! aku selalu membalas, tidak kurang dan tidak lebih. Aku juga mengingatkan kepadamu, aku melakukannya bukan karena cinta. Namun, sebagai seorang lelaki, aku mempunyai kebutuhan dan kebetulan sekali kau lah yang ada didekatku!” Tiba-tiba saja, ada sinar senter yang menyorot ke arah mereka, Ryan dengan cepat memeluk tubuh Karin untuk melindunginya dari sorotan cahaya. “Sialan! siapa yang sudah berani melakukannya? ia mencari masalah saja denganku!” gerutu Ryan emosi.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN