episode 4

1086 Kata
Tasbih cinta episode 4 Firanda POV Kesal, sebal dan ingin marah-marah, tapi pada siapa aku harus marah, tidak seharusnya mulutku ember, bisa-bisanya mengakui pria tua itu sebagai suamiku di depan semua orang dan lebih paranya diriku mengatakan bahwa aku mencintainya, kenapa si mulut ini tidak bisa dijaga? Kalau kak Andrian tahu, dia mungkin saja akan memutuskanku. Mataku melirik sebuah figura, dalam figura  itu terdapat sebuah foto pernikahan antara diriku dan pria tua itu. Tanganku terulur untuk mengambil figura tersebut, mataku seakan tidak ingin mempercayai bahwa gadis dalam foto ini adalah diriku dan pria rupawan itu adalah pria tua yang selalu kubenci, karena dialah hubunganku dan kak Andrian tidak pernah berjalan lancar, kenapa si dia tidak cepat mati saja?! rasanya sangat kesal setiap kali mengingatnya. Normal “Van, apakah kamu tidak ingin menyerah? Istrimu sudah tidak mengingatmu selama hampir setahun, kau masih sabar menantinya.” Cetrine menyodorkan teh hangat pada putranya tersebut, ia merasa terhiris pilu melihat kondisi buah hatinya semakin hari semakin memprihatinkan.  “An-Nisa ayat 19, Allah SWT berfirman: يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا يَحِلُّ لَكُمْ أَن تَرِثُوا۟ ٱلنِّسَآءَ كَرْهًا ۖ وَلَا تَعْضُلُوهُنَّ لِتَذْهَبُوا۟ بِبَعْضِ مَآ ءَاتَيْتُمُوهُنَّ إِلَّآ أَن يَأْتِينَ بِفَٰحِشَةٍ مُّبَيِّنَةٍ ۚ وَعَاشِرُوهُنَّ بِٱلْمَعْرُوفِ ۚ فَإِن كَرِهْتُمُوهُنَّ فَعَسَىٰٓ أَن تَكْرَهُوا۟ شَيْـًٔا وَيَجْعَلَ ٱللَّهُ فِيهِ خَيْرًا كَثِيرًا Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai wanita dengan jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, terkecuali bila mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata. Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak. Ibu, Fira adalah istri terbaik untukku, dia hanya sedang kehilangan ingatannya, sebagai seorang suami, aku harus lebih sabar ibu.” Maulana mengambil secangkir teh hangat yang disodorkan ibunya. Wanita itu memandang putranya khawatir, kenapa cobaan yang menimpat buah hatinya itu terus, semakin hari kondisi tubuh sang buah hati semakin lemah, seharusnya di saat seperti ini ada seorang istri yang mengurusnya, tidak diberi tekanan batin, tapi yang ada malah sebaliknya, sendirian dan setiap hari bhatinnya terluka meski begitu putranya itu tetap sabar. “Ehm.” Cetrine segera memberikan perhatian penuh ketika melihat putranya terlihat kesakitan sambil memegangi d**a dirinya,”Van, kita kerumah sakit ya?” Maulana tersenyum, ia merasa beruntung setelah Steven meninggal sekarang ibunya lebih perduli pada dirinya,”Tidak perlu ibu, hanya sedikit panas dan perih saja.” “Haaaa…” Pria itu terkejut mendengar suara teriakan istrinya, ia pun segera bangkit dari tempat duduknya lalu berlari menghampiri sang istri, ia takut terjadi sesuatu pada gadis tercintanya itu. ** Sebuah bayangan hitam terlintar dalam gorden kamar hingga membuat gadis itu menjerit ketakutan,”Paman!!! kau di mana?” tanpa sadar Fira justru mengharapkan Maulana untuk datang menolongnya bukan Andrian yang diakui sebagai kekasihnya. Brak.. Gadis itu segera melompat kedalam dekapan sang suami ketika melihat suaminya membuka pintu kamarnya. Maulana mendekap tubuh mungil istrinya, seperti biasa gadis itu selalu gemetar. “Sayangku, kenapa kau berteriak? Apa ada yang menganggumu?” tanyanya penuh dengan kasih sayang. “Paman, aku melihat ada hantu di sana?” Jari Fira menunjuk gorden yang menutupi jendelanya.  Entah kenapa sebuah bayangan samar muncul di kepala gadis itu, seakan dulu ia pernah mengalami kejadian ini, dalam kejadian itu dirinya juga bersama seorang pria, hatinya seperti sangat mencintai pria itu, tapi siapa? Mungkinkah itu adalah kekasihnya yaitu Andrian? Ataukah orang lain? “Sayang, di sana tidak ada hantu? Kenapa setiap kali kau melihat bayangan, kau menyebutnya itu hantu?” tanya Maulana lembut. “Tidak kok, mataku ini masih bisa melihat dengan jelas. Tidak mungkinlah setiap ada bayangan hitam aku bilang itu hantu,” balas gadis itu sewot. Meski begitu bukannya melempaskan pelukannya malah semakin kencang. Maulana tersenyum tipis, meski hilang ingatan tapi sikap manjanya tidak pernah berubah. Fira menyerngit ketika telinganya mendengar detak jantung sang suami terlihat tidak normal, ia pun mendongakkan kepalanya, yang terlihat adalah wajah pucat milik suaminya, lagi-lagi hatinya terasa sakit melihat wajah itu. “Paman, kalau kau sakit, kau istirahat saja. Wajahmu pucat, detak jantungmu sangat tidak normal, kau tidak punya masalah dengan jantung bukan? Aku tidak mau repot hanya karena kau sakit. Ingat ya?! aku ini masih muda, aku tidak mau punya suami penyakitan, nanti orang akan bilang kalau aku menikahimu hanya untuk mencari warisan saja,” katanya. Meski terasa sakit mendengar ucapan istrinya, tapi Maulana tetap tersenyum dan berusaha untuk berpikir positif,”Kau tenang saja, apapun yang terjadi padaku nanti, tidak akan ada yang menyalahkanmu.” Perlahan pria itu melepaskan pelukannya terhadap sang istri. “Istirahatlah, ini sudah malam.” Cetrine jengkel terhadap menantunya tersebut, tidak bisakah dia tidak mengatakan kalimat yang menyakitkan seperti itu? Kalau tidak mau merawat suaminya ya sudah tidak usah menggunakan harta milik sang suami, akan lebih baik dirinya membantu gadis itu agar lebih mengerti tentang perasaan takut kehilangan. “Ivan benar, Fira. Aku istirahat saja, karena aku dan Ivan akan membicarakan masalah lamaran seorang gadis asal Jepang, suami mu ini’kan sudah “tidak berguna” untukmu, jadi kau harus bersiap untuk bisa berbagi suami. Bukankah dengan begitu, kau bisa lebih banyak menghabiskan waktu untuk  bersama Andrian.” Wanita itu tersenyum palsu lalu menggandeng lengan putranya, ia sengaja memprovokasi gadis itu agar dia mengerti betapa berharganya seorang suami seperti putranya tersebut. Fira merengut mendengar ucapan mertuanya, masa si dirinya harus berbagi suami? Tapi mungkin ada baiknya juga kalau pria itu sudah punya istri lagi, dirinya bisa lebih bebas pacaran sama Andrian, meski begitu tetap saja ada rasa tidak rela dalam hatinya membagi pria rupawan itu untuk wanita lain. ** Maulana tahu kalau ibunya itu hanya berniat memprovokasi Fira saja, karena gadis dari Jepang itu adiknya satu ibu tapi beda ayah,”Ibu.” “Sudah kau diam saja, Arsy pasti bisa berpura-pura menjadi istri yang baik untukmu. Lagi pula Zein sedang ada tugas di luar negri, jadi tidak apalah kau peluk-peluk adikmu sendiri, kau dan dia itu adik kandung, kalian terlahir dari rahim yang sama. Jadi tidak apa bukan kalau kau memberikan ciuman untuk adikmu, ya nggak usah di bibir juga, di kening juga boleh.” Cetrine segera memotong ucapan putranya. “Tapi, itu namanya berbohong, ibu,” balas Maulana. “Berbohong demi kebaikan juga tidak apa-apa, atau kau tidak usah mengatakan kalau dia istrimu, kau jujur saja kalau dia gadis yang kau sayangi. Kau sayang pada adikmu bukan?” jawab Cetrine. Pria itu tersenyum menanggapi pertanyaan ibunya, tentu saja dirinya sangat menyayangi gadis itu, seorang adik yang manja dan selalu mengeluh kalau disuruh pakai hijab.  
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN